Minggu, 5 Oktober 2025

Fakta Video Viral Siswa Bawa Celurit ke Sekolah: Terjadi di Gunungkidul hingga Alasan Ponsel Disita

Sebuah video yang memperlihatkan siswa membawa celurit viral di media sosial, Rabu (11/9/2019).

Penulis: Daryono
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar Facebook Edy Ahmad
Viral video siswa bawa celurit ke sekolah karena ponsel disita 

Fakta Video Viral Siswa Bawa Celurit ke Sekolah: Terjadi di Gunungkidul hingga Alasan Ponsel Disita

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang memperlihatkan siswa membawa celurit viral di media sosial, Rabu (11/9/2019).

Siswa itu membawa celurit karena tak terima ponselnya disita oleh pihak sekolah.

Dalam video yang beredar, remaja itu mengenakan celana cokelat dan kaus merah.

Ia terlihat membawa celurit dan perlahan mendekat ke ruangan sekolah.

Dalam video itu terdengar suara "wis tak balikne hapemu".

Artinya, "Sudah, aku kembalikan hapemu."

Tak lama kemudian terdengar suara membuka tas yang diduga pria perekam video mengambil ponsel remaja itu.

Baca: Siswa SMA Bunuh Begal yang Ingin Mengajak Pacar Pelaku Bercinta, Begini Kronologi Lengkapnya

Tak lama kemudian pria perekam video mendekat ke arah remaja itu dengan jarak tertentu dan kemudian melemparkan ponsel.

"Nyoh, balikne, jupuk gek mulih trus pindah sekolah. ra sah sekolah ning kene," ujar pria yang merekam video.

Artinya, "Ini, tak kembalikan, ambil dan segera pulang terus pindah sekolah. Tidak usah sekolah di sini."

Video tersebut satu di antaranya diunggah oleh akun Edy Ahmad.

Hingga berita ini ditulis, video itu sudah dibagikan 9200 warganet dan dikomentari 5200 warganet. 

Berikut fakta terkini terkait viral video siswa membawa celurit tersebut: 

1. Terjadi di Gunungkidul

Peristiwa siswa membawa celurit karena tak terima ponselnya disita tersebut rupanya terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. 

Dikutip dari TribunJogja, Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunung Kidul, Kisworo membenarkan kejadian dalam video viral tersebut.

Seorang peserta didik mengancam guru menggunakan sebilah arit (celurit) lantaran gawai yang dimiliki disita.

"Memang benar terjadi di Satu diantara SMP di Ngawen, saya tadi sudah mencoba menghubungi kepala sekolahnya untuk mengetahui kronologis sebenarnya, tetapi kita belum memperoleh laporan lengkapnya," ucapnya saat dihubungi Tribunjogja, Rabu (11/9/2019).

Ia mengungkapkan saat menghubungi kepala sekolah yang bersangkutan, pihaknya belum menerima laporan kronologis kejadian secara rinci.

"Saat saya hubungi kepala sekolah mengaku sedang memberikan keterangan, saya juga masih menunggu bagaimana kronologisnya," ujarnya.

Baca: Motif Siswa SMP di Magetan Tusuk Teman Sendiri, Pelaku Sempat Ajak Korban Ambil Uang

Pihaknya belum mengetahui apakah murid yang melakukan pengancaman dilaporkan kepada pihak kepolisian atau tidak.

Ia juga belum bisa memastikan sanksi apa yang akan diberikan kepada peserta didik tersebut.

Lantaran masih diperlukan penyelidikan yang mendalam.

"Sifatnya nanti pembinaan, yang jelas harus instropeksi dulu antara kedua belah pihak."

"Kita lihat kasusnya seperti apa kalau kronologis kami belum mengetahui secara pasti kan kami juga tidak tahu, kalau kita berikan sanksi nanti sifatnya sepihak."

"Pada prinsipnya akan diberikan pembinaan bagi anak maupun warga sekolah," katanya.

Kisworo juga mengungkapkan keprihatinannya dengan adanya kejadian seperti kali ini, dan akan menunggu laporan lengkapnya terlebih dahulu.

2. Terjadi pada Jumat, 6 September 2019

Masih mengutip TribunJogja, Kapolsek Ngawen, AKP Kasiwon menjelaskan, kejadian tersebut terjadi di sebuah SMP di Ngawen.

Kejadian tersebut terjadi pada hari Jumat (6/9/2019) saat pelajaran sedang berlangsung.

Kasiwon mengatakan, saat itu sang anak kedapatan bermain gawai saat pelajaran berlangsung.

Lantas, ponsel itu disita oleh guru karena dalam peraturan sekolah tidak boleh bermain gawai saat pelajaran berlangsung.

"Karena ketahuan HP-nya lalu disita, tidak terima anak tersebut lalu pulang dan kembali ke sekolah dengan membawa sebilah arit ke halaman sekolah."

"Bisa dikatakan murid tersebut emosi sesaat dan anak tersebut dalam keadaan sadar," ujarnya.

3. Siswa dan Sekolah Buat Kesepakatan

Informasi terkini, siswa itu adalah siswa SMP N 5 Ngawen.

Kedua belah pihak, baik siswa maupun sekolah SMP N 5 Ngawen telah membuat surat pernyataan pada hari ini, Rabu (11/9/2019).

Kabar tersebut dibagikan melalui media sosial, Instagram @merapi_news beberapa jam setelah video tersebut viral.

Kejadian tersebut terjadi pada Jumat 6 September 2019 pada pukul 09.30 WIB.

Menurut surat pernyataan tersebut, sang ayah, TS menuliskan sanggup meminta maaf pada pihak sekolah.

Lebih lanjut, pihak pelaku menuliskan akan tetap tunduk pada tata tertib sekolah.

Baca: Magang Jadi Guru, Mahasiswa Asal Sidoarjo Cabuli Murid SMP, Janji Dinikahi 12 Tahun Lagi

Sementara pihak sekolah juga berjanji untuk tidak membuat laporan polisi terkait kejadian tersebut.

Berikut isi surat pernyataan atas sikap siswa yang membawa senjata tajam untuk ambil ponselnya yang disita.

Pihak 1 (TS)

Pihak 2 (Sriyana (Kepala SMP N 5 Ngawen)

1. Pihak pertama sanggup meminta maaf kepada pihak kedua atas kejadian tersebut dan pihak kedua memberi maaf kepada pihak pertama

2. Pihak pertama tetap tunduk pada tata tertib sekolah yang berlaku selama menjadi peserta didik di SMP N 5 Ngawen

3. Kedua belah pihak tidak ada unsur dendam di kemudian hari

4. Kedua belah pihak sanggup untuk tidak membuat laporan polisi terkait siapapun dan apapun yang berhubungan dengan kesalahpahaman tersebut

(Tribunnews.com/Daryono/Siti Nurjanah) (TribunJogja/Wisang Seto Pangaribowo)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved