Update Terbaru Bocah 14 Bulan di Jember 3 Hari Bersama Mayat Ayahnya
Pemakaman dilakukan di TPU milik Pemkab Jember di Kecamatan Patrang oleh keluarga dan pihak RSD dr Soebandi Jember
Laporan Wartawan Surya Sri Wahyunik
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Peristiwa mengharukan terjadi saat Sulastri (35), TKI asal Jember di Taiwan melakukan video call dengan putrinya yang masih berusia 14 bulan.
Keduanya baru saja kehilangan suami dan ayah, Aan Junaidi alias Fauzi (40), yang meninggal dunia di Perumahan Kaliwining Asri Blok C-6 Kecamatan Rambipuji, Jember.
Jenazah Fauzi alias Aan Junaidi (40) dimakamkan pada Jumat (16/8/2019).
Pemakaman dilakukan di TPU milik Pemkab Jember di Kecamatan Patrang oleh keluarga dan pihak RSD dr Soebandi Jember.
Fauzi adalah lelaki yang meninggal dunia dalam kamar rumahnya di Perumahan Kaliwining Asri, Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji, Jember.
Saat ditemukan, jenazahnya sudah membusuk dan ditunggui putrinya yang baru berusia 14 bulan. Istrinya, Sulastri, sedang merantau ke Taiwan sebagai TKW.
Baca: Cenut Nama Sayang Bayi yang Jadi Saksi Meninggal Ayahnya, Sang Ibu Nangis Video Call dari Taiwan
Kanit Reskrim Polres Jember Aipda Muhammad Slamet mengatakan, seluruh proses pengurusan jenazah sudah selesai pada Kamis (15/8/2019) malam.
"Semalam seluruh proses pengurusan jenazah selesai, baik di kepolisian maupun di rumah sakit. Karena keluarga tidak mau otopsi sehingga kami memerlukan pernyataan tertulis dari keluarga," ujar Slamet kepada SuryaMalang.com, Jumat (16/8/2019).
Surat pernyataan dari keluarga itu menjadi dasar pengurusan jenazah lebih lanjut.
"Dimakamkan hari ini setelah seluruh proses selesai," imbuh Slamet.
Sementara itu, polisi juga membuka garis polisi yang sejak ditemukannya jenazah Fauzi dipasang di depan rumahnya di Perumahan Kaliwining Asri Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji.
Warga sekitar, lanjut Slamet, meminta izin akan membersihkan sekitar lokasi karena tidak nyaman dengan bau mayat yang masih menyengat.
Baca: Korban Mayat dalam Karung Selalu Dapat Beasiswa Saat SD-SMP, Tak Lanjut SMA karena Tak Ada Biaya
Polisi akhirnya membuka garis polisi.
Pembukaan garis polisi dilakukan karena kasus itu sendiri ditutup demi hukum setelah keluarga tidak mau melakukan otopsi terhadap jenazah Fauzi dan membuat pernyataan tidak akan menggugat atau menuntut siapapun.