Selasa, 7 Oktober 2025

Semburan Belerang di Danau Batur Bikin Khawatir Peternak Ikan

Semburan belerang di Danau Batur membuat waswas peternak ikan di wilayah Danau Batur.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/Fredey Mercury
Keramba jaring apung yang ada di Danau Batur, Minggu (14/7/2019). Tribun Bali/Fredey Mercury 

TRIBUNNEWS.COM, BANGLI - Semburan belerang di Danau Batur kembali terjadi. Meski hal ini terjadi tiap tahun antara bulan Juli hingga Agustus, tetap saja membuat waswas peternak ikan di wilayah Danau Batur.

Petani asal Desa Kedisan, Kintamani, Bangli, Ketut Jembawa mengatakan, semburan belerang diperkirakan terjadi sekitar Sabtu (13/7/2019) malam hari.

"Kemungkinan terjadi tadi malam (Sabtu), karena pada pagi harinya (Minggu) sudah terlihat. Biasanya saat terjadi, air d ibawah tampak berwarna hitam," katanya, Minggu (14/7/2019).

Jembawa tidak mengetahui secara pasti apa penyebab utama semburan belerang ini.

Semburan belerang paling lama terjadi selama sepekan, dan paling cepat selama tiga hari.

Meski baru diketahui satu hari, peristiwa ini tidak dipungkiri membuatnya waswas.

Ini dikarenakan semburan belerang merupakan fenomena alam yang tidak mampu dihindari.

Keramba jaring apung yang ada di Danau Batur, Minggu (14/7/2019). Tribun Bali/Fredey Mercury
Keramba jaring apung yang ada di Danau Batur, Minggu (14/7/2019). Tribun Bali/Fredey Mercury (Tribun Bali/Fredey Mercury)

Di lain sisi, semburan belerang selalu berdampak pada kematian ikan, khususnya ikan yang siap dipanen.

"Yang lebih berpotensi mati adalah ikan usia empat hingga enam bulan. Itu usia yang siap dipanen. Sedangkan ikan di bawah usia empat bulan, cenderung bisa bertahan," ujarnya.

Menurutnya, semburan belerang lebih banyak terdampak pada ikan usia empat bulan ke atas lantaran ikan di usia tersebut lebih sering berada di bawah.

Sementara ikan kecil, lebih sering berada di permukaan.

Mengenai upaya antisipasi, Jembawa mengaku tidak akan memberi makan ikan selama semburan belerang masih berlangsung atau selama sepekan.

Upaya ini diyakini mampu menghindari ikan di usia siap panen, berenang ke dasar danau untuk mencari makan.

"Ikan-ikan ini mampu bertahan sebulan tanpa diberi makan, namun perkembangannya lambat. Jika tidak diberi makan, ikan lebih cenderung berada di permukaan sehingga tetap aman karena tidak menghirup belerang yang berada di dasar," ucapnya.

Hingga kini belum bisa dipastikan berapa banyak ikan miliknya yang mati akibat belerang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved