Jumat, 3 Oktober 2025

Memasuki Awal Kemarau, Sudah 10 Kabupaten di Jateng Kekeringan, Klaten Paling Parah

emasuki awal musim kemarau, sepuluh kabupaten/kota di Jawa Tengah mulai dilanda kekeringan.

Editor: Sugiyarto
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
ilustrasi 
 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Memasuki awal musim kemarau, sepuluh kabupaten/kota di Jawa Tengah mulai dilanda kekeringan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Sudaryanto, mengatakan dari 10 Kabupaten/Kota tersebut terdapat ratusan desa yang kekurangan pasokan air bersih.

"Sampai akhir Juni, sudah ada 10 kabupaten dan kota yang terdeteksi mengalami kekeringan. Yakni, Kabupaten Cilacap, Purbalingga, Klaten, Purworejo, Grobogan, Temanggung, Kota Semarang, Kabupaten Tegal, Banyumas, dan Pemalang," kata Sudaryanto, Senin (1/7).

Menurutnya, pihak pemerintah Kabupaten dan Kota setempat telah mengirimkan sekitar 148 tangki air bersih ke wilayah terdampak kekeringan.

"Paling banyak di Kabupaten Klaten yang mencapai 60 tangki," imbuh dia.

Ia melanjutkan, distribusi air bersih kini masih bisa ditangani oleh Pemerintah masing-masing kabupaten/kota melalui CSR dan PMI.

Jika dirasa kewalahan menangani permintaan dari warganya, Sudaryanto mengimbau agar kepala daerah yang bersangkutan segera meminta pasokan dari BPBD Jateng.

"Kalau ketersediaan dana darurat bencananya habis, mereka kita minta koordinasi dengan provinsi supaya kami bantu.

Mereka bisa mengajukan surat permohonan bantuan kepada kami," terangnya.

Berdasarkan informasi terkini dari BMKG, dampak bencana kekeringan akan terasa mulai awal Juli dengan estimasi kemarau yang panjang.

Ia memperkirakan puncak kekeringan bakal dialami warganya pada November hingga awal Desember mendatang.

Dia mengingatkan kepada para bupati dan walikota untuk meningkatkan komitmen sadar akan bencana alam.

Dengan begitu, sebuah gerakan cepat dari tiap wilayah sangat membantu warga yang kehabisan pasokan air bersih selama kemarau panjang.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku sudah menerima pemetaan tentang daerah mana saja yang berpotensi mengalami kekeringan.

"Jika tadi yang dikatakan BPBD sudah ada 10 Kabupaten/Kota yang sudah mengalami kekeringan, kemungkinan nanti akan bertambah.

Sebab dari pemetaan ada 31 Kabupaten/Kota yang masih berpotensi kekeringan di beberapa wilayahnya," jelasnya.

31 Kabupaten/Kota yang berpotensi kekeringan masih dibagi lagi menjadi 287 Kecamatan dan 1.319 Desa.

Ganjar juga ingin BPBD Jateng bekerjasama dengan beberapa dinas terkait untuk mengatasi dampak dari kekeringan ini.

Seperti dinas pertanian, dinas kesehatan, BUMD, BUMN, Polri dan TNI.

"Karena bisa jadi dampak dari kekeringan akan membuat gagal panen, hutan terbakar, dan ISPA.

Maka dampak-dampak dari kekeringan bisa diminimalisir.

Saya juga berharap petani untuk mengasuransikan lahannya," ujarnya.

Apabila Kabupaten/Kota mengalami kekurangan dana bencana, Ganjar berjanji akan menambah dana bencana untuk mengatasi persoalan kekeringan di wilayahnya.

"Pasti akan kami tambah jika anggarannya kurang.

Mudah-mudahan kemarau tidak panjang, karena menurut BMKG demikian," tutupnya.(afn)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul 10 Kabupaten Kota di Jawa Tengah Alami Kekeringan, Klaten Paling Banyak Dapat Kiriman Air Bersih, https://jateng.tribunnews.com/2019/07/01/10-kabupaten-kota-di-jawa-tengah-alami-kekeringan-klaten-paling-banyak-dapat-kiriman-air-bersih?page=all.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved