Senin, 6 Oktober 2025

Sarmiskam Tinggal di Kandang Bersama 4 Ekor Kambing, Menghidupi Diri dengan Mencari Rongsokan

Sarmiskan terpaksa harus tidur dan tinggal di kandang ternak. Ia hidup satu atap bersama empat kambing peliharaan.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Jogja/Ahmad Syarifudin
Sarmiskam, warga Bintaran, Jambidan, Banguntapan, Bantul tinggal seorang diri di kandang ternak. TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin 

NAMANYA Sarmiskam, warga Kepanjen RT 01, Padukuhan Bintaran, Desa Jambidan, Kecamatan Banguntapan, Bantul.

Sarmiskan terpaksa harus tidur dan tinggal di kandang ternak.

Ia hidup satu atap bersama empat kambing peliharaan.

Kambing itu bukan milik Sarmiskam, melainkan kepunyaan tetangganya, Sogiran.

Kambing itu dipercayakan kepada Sarmiskam untuk dijaga dan dirawat.

Tribunjogja.com melihat langsung kondisi kandang ternak tempat tinggal Sarmiskam.

Keadaannya sangat sederhana. Seperti kandang ternak pada umumnya.

Terbuat dari kayu dan beralaskan tanah. Di dalamnya hanya ada satu dipan kayu dengan kasur lusuh sebagai tempat istirahat.

Tidak ada barang elektronik apalagi perabotan mewah. Tidak ada dapur. Kebutuhan memasak mengandalkan bantuan dari tetangganya.

Sarmiskam, warga Bintaran, Jambidan, Banguntapan, Bantul tinggal seorang diri di kandang ternak. TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin
Sarmiskam, warga Bintaran, Jambidan, Banguntapan, Bantul tinggal seorang diri di kandang ternak. TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin (Tribun Jogja/Ahmad Syarifudin)

Kandang itu sederhana. Beberapa bagian bahkan tampak dibiarkan begitu saja terbuka.

Kata Sarmiskam, hidup dikandang bersama dengan kambing sudah biasa.

Bahkan ia mengaku tidak merasa bau.

"Disini rasanya ayem tenteram. Tidak dingin. Tidak bau. Kalau hujan sama saja. Sudah biasa," kata Sarmiskam, duduk tenang di dipan kayu tempat tidurnya.

Tiap hari, lelaki berusia 58 tahun itu bekerja sebagai pemulung.

Ia berkeliling mencari rongsokan ke sudut kota. Bahkan, terkadang jalan kaki sampai Jalan Wonosari.

Hasil yang didapatkan tidak banyak.

Berkisar Rp 30 ribu per hari. Uang itu digunakan untuk kebutuhan hidup dan kesehatan.

Dukuh Bintaran, Moh Dwido mengatakan Sarmiskam sudah tinggal di kandang ternak sejak tahun 2010.

Sebelumnya, Sarmiskam merupakan warga Bintaran namun pernah tinggal di Magelang.

"Di Magelang sana bekerja sebagai tukang becak," kata dia.

Sarmiskam sebenarnya sudah memiliki istri. Namun telah lama berpisah. Mereka tidak dikaruniai anak.

Semenjak pulang dari Magelang, Sarmiskam menetap dan tinggal di kandang ternak.

"Sebatang kara. Bapak dan ibunya sudah meninggal semua," tuturnya.

Keponakan Sarmiskam, Tyan Sugiarno, mengatakan pamannya itu semenjak dari Magelang sudah lama berpisah dengan istrinya.

Ia tinggal sendirian. Karena tidak memiliki rumah dan tanah.

"Setelah dari Magelang tinggalnya disini, di kandang kambing," ujar dia menjelaskan.

Sarmiskan Tinggal di Kandang Kambing_2
Sarmiskam, warga Bintaran, Jambidan, Banguntapan, Bantul tinggal seorang diri di kandang ternak. TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin

Tinggal Sejak Tahun 2010

Sarmiskam merupakan warga asli Jambidan. Namun sebelumnya, ia sempat merantau dan tinggal cukup lama di Magelang.

Ia memutuskan pulang lagi ke Jambi dan tinggal di kandang kambing.

Lelaki berusia 58 tahun itu termasuk warga kurang mampu. Tidak memiliki tanah dan rumah.

Di Jambidan, ia diminta oleh tetangganya, Sogiran, untuk mengurus kambing.

Ia akhirnya mulai menetap dan tinggal di Kandang Kambing tersebut sejak tahun 2010.

Pernah Punya Rumah

Sebelum tinggal di kandang kambing, Sarmiskam sebenarnya pernah memiliki rumah.

Bantuan untuk korban gempa tahun 2006 silam. Namun ia enggan menempati karena alasan terlalu bagus.

Rumah itu akhirnya telah tiada. Ia mengaku lebih nyaman dan memilih menetap di kandang ternak

Bersama empat kambing titipan dari tetangganya, Sogiran.

Bekerja sebagai Pemulung

Kebutuhan makan sehari-hari, Sarmiskam sering mendapatkan bantuan dari warga setempat. Namun bukan berarti dia tak mau berusaha.

Setiap hari Sarmiskam bekerja sebagai pemulung.

Ia berkeliling jalan kaki mencari rongsokan. Hasilnya, terkadang mendapatkan uang Rp 30 ribu.

Uang tersebut digunakan untuk kebutuhan hidup dan biaya kesehatan.

Tidur Bersama Empat Kambing

Setiap hari Sarmiskam tidur di kandang kambing. Bersama empat kambing peliharaan.

Kandang tempat tinggalnya sangat sederhana. Seperti kandang ternak pada umumnya.

Terbuat dari kayu. Beralaskan tanah. Didalamnya hanya ada satu dipan kayu dengan kasur lusuh sebagai tempat istirahat.

Tidak ada barang elektronik apalagi perabotan mewah. Tidak ada dapur.

Kebutuhan memasak mengandalkan bantuan dari tetangganya. Kandang itu dibuat sederhana. Beberapa bagian bahkan tampak dibiarkan begitu saja terbuka.

Hidup Sebatang Kara

Sebelum menetap dan tinggal di kandang kambing, Sarmiskam pernah beristri. Tapi tidak memiliki anak.
Kini, ia bersama istrinya telah lama berpisah. Ia hidup sebatang kara dan menempati kandang kambing. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia. (Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Pilu Warga Bantul yang Tinggal Satu Atap Bersama Empat Kambing, Sebatang Kara

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved