Ibunda Sudah Lama Ikhlaskan Kematian Vera Oktaria, Tapi Belum Bisa Terima Putrinya Dimutilasi
Untuk urusan hukum kami akan terus memperjuangkan agar pelaku dihukum berat dan mengikuti proses yang akan berjalan
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Sumsel Winando Davinchi
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -- Keluarga Vera Oktaria akan melaksanakan yasinan 40 hari Vera yang nantinya akan digelar dikediamannya.
Sebelum 40 hari kepergian Vera, tersangka Prada DP sudah tertangkap oleh anggota Dempom II/Sriwijaya yang kini telah diamankan.
Keluarga sudah mengikhlaskan dan akan menggelar acara 40 harian tepat pada hari ini, Selasa (18/6/2019).
Suhartini Ibunda Vera yang telah ikhlas menerima kenyataan atas meninggalnya Vera Oktaria.
"Insyaallah saya sudah ikhlas menerimanya apalagi ini sudah 40 hariannya, saya hanya bisa mendoakannya agar mendapat tempat yang terbaik disisi Allah," katanya.
Sebenarnya, kata Suhartini sudah lama mengikhlaskan almarhumah, tetapi yang terganjal dalam hatinya, Vara meninggal dengan cara dimutilasi yang tidak bisa terima," ucapnya.
Proses hukum yang akan ditempuh selanjutnya agar Prada Deri Permana mendapat hukuman berat atas perbuatannya.
"Untuk urusan hukum kami akan terus memperjuangkan agar pelaku dihukum berat dan mengikuti proses yang akan berjalan," ujarnya.
Baca: Bantahan Ibunda Diperkuat Visum Patahkan Pengakuan Prada DP Soal Hubungan Badan dengan Vera Oktaria
Sekali lagi pihak keluarga menghimbau bagi siapapun yang mengenal Vera semasa hidupnya keluarga meminta Doa untuk Almarhumah agar tenang disana.
Cerita Suhartini Ibunda Vera Oktaria yang Tak Terima Motor dan HP Tidak Dikembalikan Prada DP
Dua hari setelah tertangkapnya Prada DP keluarga Vera Oktaria masih mempertanyakan barang berharga yang juga raib ditangan DP.
Suhartini ibunda Vera tidak terima karena DP belum memberi tahu ataupun mengembalikan motor dan handphone Vera.
Kepada pihak tribun Tini mengungkapkan kekesalannya terhadap DP yang sudah sangat rakus merenggut nyawa sekaligus harta benda anaknya tersebut, Sabtu (15/6/2019).
"Hati saya sakit sekali dia sudah membunuh Vera dia juga membawa kabur motor dan handphone Vera, padahal semuanya masih baru," Ungkapnya.
Tini juga menanyakan kejelasan keberadaan harta benda yang dibawa kabur DP.
"DP sudah ditangkap, tapi motor dan handphone anak saya sampai sekarang tidak tahu dimana keberadaannya,"
"Saya sudah menanyakan kepada pihak yang berwajib tapi malah tidak ada jawaban," Jelas Tini.
Ia dan keluarganya menginginkan kalau motor beserta handphone Vera bisa dikembalikan.

"Kami semua mengharapkan motor dan handphone Vera dikembalikan supaya masih ada yang terkenang dari Vera, kami merasa sangat terpukul," Tutup Tini.
Kekejaman Prada DP Saat Eksekusi Vera Oktaria, Setelah Dimutilasi Berniat Bakar Jenazah
Setelah dibekap hingga akhirnya meninggal, mayat Vera Oktaria dimutilasi.
Prada DP sempat juga akan membakar hingga akhirnya ditinggalkan.
"Dalam kondisi jiwa yang kalut, ia meninggalkan hotel itu termasuk jenazah mayat Vera, pada sore hari ia pergi ke pasar dan menuju Lampung," terang Kapendam II/SWJ.
Selama diperjalanan, Prada DP sempat komunikasi dengan penumpang sebelah, bahwa ia ingin belajar agama.

Kemudian diarahkan ke Banten tepatnya di padepokan Monghiang.
"Sesampainya disana pukul 10:00, bertemu dengan pemilik padepokan yaitu haji Syari. Dia menyampaikan tidak tahu kalau yang bersangkutan adalah oknum yang dicari petugas Kodam II/SWJ," lanjutnya.
Sejak saat itu, sampai tertangkapnya Deri Pramana pada (13/6/2019), ia tinggal di padepokan Banten.
"Mulai tanggal 10 mei dia berada di padepokan, sampai kemarin yang bersangkutan ditangkap petugas Kodam II/Swj," tambahnya
Dalam mengungkap kasus pembunuhan sadis disertai mutilasi ini, terdapat beberapa tim yang terlibat.
"Untuk mencari dan bekerjasama dengan keluarga Deri, termasuk orangtua Vera ditracking saudara Deri dengan bibinya, serta Denintel dan Kodam II/Swj dalam ungkap kasus pembunuhan Fera terus berupaya," jelasnya
Dari hasil kerjasama, tersangka Prada DP tertangkap di Banten dan dikirim ke Palembang
"Penangapan itu tanggal (13/6), berhasil tertangkap berkat upaya Kodam II/SWj, saat di tangkap tidak ada perlawanan kemudian langsung di kirim ke palembang, sesampainya di Palembang pukul 04:47 di Pomdam II/Swj," tegasnya
Atas perbuatan yang telah dilakukan, Prada Deri Permana meyesali perbuatannya.
"Yang bersangkutan menyesal, ia juga sempat akan menyerahkan diri tapi merasa takut," tutupnya.
Baca: Tahanan di Magelang Kabur Saat Mau Disidang, Panjat Tembok Pengadilan, Ditangkap di Pinggir Jalan
Usai jumpa pers, Kapendam II/Swj Kol Inf Djohan Darmawan didampingi Danpomdam Kol CPM Donald Siagian dan Asintel Kasdam II/Swj Kol Inf Safta F, menghadirkan tersangka Prada Deri Pramana, sebagai pelaku pembunuhan sadis disertai mutilasi terhadap Fera yang tidak lain kekasihnya sendiri
Tampak saat itu, Prada Deri Pramana dihadirkan mengenakan pakaian kuning dan kepala plotos, hanya tertunduk dan tak sepatah katapun bicara.
Pernyataan Prada Deri Pramana yang mengatakan alasan dirinya menghabisi nyawa Vera Oktaria karena merasa panik saat diajak menikah, langsung dibantah keras oleh keluarga besar korban.
Saat ditemui Tribunsumsel.com di rumahnya yang bertempat di lorong Indah Karya Plaju kota Palembang, Suhartini mengatakan selama ini Vera justru merasa takut dan ingin terlepas dari mantan kekasihnya itu.
"Vera sendiri yang bilang ke saya, dia takut sama Deri. Kalau Vera yang maksa dinikahi, tidak mungkin kalau Deri datang ke rumah, anak saya sampai ketakutan,"ujarnya, Jumat (14/6/2019).
Termasuk dengan pernyataan Deri yang mengatakan sempat berhubungan badan sebelum akhirnya menghabisi nyawa Vera, Suhartini menuturkan dirinya sangat yakin bahwa anak bungsunya tersebut dalam keadaan bersih.
"Hasil visum jelas bilang kalau Vera bersih, tidak ada yang macam-macam. Perasaan saya sebagai ibu juga yakin hal itu, saya kenal sama dia. Jadi nggak mungkin anak saya ada macam-macam,"ujarnya.
Suhartini mengaku sangat ingin keadilan. Dia ingin agar pelaku pembunuh anaknya bisa segera diberi hukuman setimpal.
"Nyawa dibayar nyawa, saya mau pelaku pembunuh anak saya dihukum mati," tegasnya.
Kini, Suhartini mengaku sudah lebih lega. Keadaannya saat ini jauh lebih siap untuk memantau perkembangan kasus pembunuhan anaknya.
"Alhamdulillah sekarang ada anak pertama saya disini. Setidaknya saya jauh lebih kuat sekarang,"kata dia.
Sebelumnya,
Kapendam II Sriwijaya Kapendam II Sriwijaya Kol Inf Djohan Darmawan memimpin konferensi pers penangkapan Prada DP.
Prada DP pembunuh dan pemutilasi Vera Oktaria alias Fera kasir Indomaret Palembang.
Berdasarkan pengakuan dari Prada DP, Kolonel Dhohan mengungkapkan motif Prada DP membunuh kekasihnya.
Menurut pengakuan Prada DP, korban meminta dinikahi.
"Vera Oktaria minta dinikahi Deri Pramana sampai gelap mata bunuh kekasihnya bahkan dimutilasi. Sempat juga diduga berhuhubungan badan sebelum dibunuh," ujar Kapendam di sela waktunya usai rilis kasus pembunuhan tersebut.
Tanggal 8 Mei dini hari, Deri Permana membekap Vera karena minta dinikahi.
"Setelah dibekap meninggal, setelah tahu meninggal dia (Deri) cari alat berupaya untuk hilangkan jejak jasad korban," katanya.
Baca: Tak Langsung Mutilasi Vera Oktaria, Prada DP Lakukan Aktivitas Ini untuk Hilangkan Jejak Pembunuhan
Prada DP lalu menemukan gergaji dan berupaya untuk mutilasi.
Diketahui dari penyidikan sebelumnya, Prada DP menaruh jenazah di dalam spring bed penginapan.
Prada DP juga sempat membuat pemantik dari korek api dan racun nyamuk bakar dengan tujuan membakar jenazah.
Prada DP kemudian ditangkap di Serang, Banten di sebuah Padepokan.
"Namun saat ditangkap, haji Syar'i menyampaikan tidak tahu kalau yang bersangkutan ialah oknum yang dicari petugas Kodam II/Swj," terang Kapendam
Selama tanggal 10 Mei, Prada DP berada di padepokan sampai ditangkap kemarin dan dibawa dari Banten kemudian diseberangkan ke Palembang.
"Tepat pukul 04:47 tiba di pomdam II/Swj, yang berangkutan menyesali perbuatannya, dalam hal ini dia sampaikan ingin menyerahkan diri tapi takut hingga akhirnya tertangkap," kata Kapendam.