Hingga Dini Hari Tadi di Sejumlah Titik, Tinggi Genangan Banjir Samarinda Capai 100 Centimeter
Di Samarinda, pemadaman listrik sementara berlangsung di Lempake, Mugirejo, Bukit Pinang, Sempaja dan PM Noor
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Cahyo Putro
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Bencana banjir yang menjamur di berbagai wilayah seperti pemukiman penduduk di Kota Samarinda.
Pihak Basarnas Kota Samarinda masih patroli ke beberapa kawasan pemukiman warga yang terkena dampak banjir.
Catatan Basarnas Kota Samarinda, sampai saat ini genangan air melanda beberapa tempat titik rawan banjir, ada yang semakin naik.
Kepala Basarnas Kota Samarinda, Dede Hariana mengungkapkan tengah malam sampai dini hari, Basarnas Kota Samarinda terus melakukan penyisiran.
Tujuan Basarnas Kota Samarinda lakuan penyisiran untuk melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir, masih ada beberapa orang yang masih terjebak atau berada di rumah hunian yang memang terendam banjir dengan kondisi genangan air yang tinggi.
"Iya hari ini Basarnas Kota Samarinda, melakukan evakuasi kepada warga di Jalan Pemuda, Kota Samarinda, masih ada orang yang membutuhkan bantuan,"ujar Dede Heriana kepada Tribunkaltim.co Senin dini hari (10/6/2019).
Baca: Ghea Michieo Berbagi Kasih Bersama Korban Banjir dan Anak Yatim
Karena ada warga yang masih bertahan di rumahnya yang terendam, karena ingin menjaga barang-barang bendanya yang masih tersimpan berada di rumah korban banjir.
Dede menyebut, saat ini ketinggian banjir meningkat, yang sebelumnya tinggi genangan sekitar 90 centimeter, dan malam ini telah ada ketambahan lagi di angka sekitar 10 centimeter.
Karena itu, data terbaru yang disampaikan maka banjir tengah malam hingga jelang dini hari telah berada dititik 100 centimeter.
"Untuk ketinggian banjir semakin meningkat menjadi 100 centimeter, yang sebelumnya sekitar 90 centimeter, saat ini telah bertambah sekitar 10 centimeter," tuturnya.
Sejauh ini Basarnas Kota Samarinda yang dibantu relawan gabungan, menggunakan perahu karet.
Selain itu juga mendapat bantuan dari beberapa armada dari berbagai lembaga lainnya.
"Kami telah berhasil melakukan evakuasi beberapa warga yang membutuhkan bantuan," katanya.
Baca: Kian Meluas, 10.300 Jiwa Terdampak Luapan Banjir di Samarinda, Ini Daerah Paling Parah
Tim dari Basarnas Kota Samarinda yang terjun tengah malam hingga dini hari ada 5 orang.
Kegiatan operasional ini dibantu oleh relawan dan sejumlah armada lainnya.
Tim berhasil melakukan evakuasi beberapa warga yang sedang membutuhkan bantuan.
"Kami terus patroli, menyisir ke dalam lokasi, yang banjirnya dalam," ucap Dede.
Untuk armada bantuan berjumlah 5 unit perahu relawan, ditambah perahu milik Basarbas Kota Samarinda sebanyak 1 unit, akan terus meninjau korban banjir.
"Untuk perahu ada 1 unit milik Basarnas, dan armada bantuan dari relawan berjumlah 5 unit untuk mengevakuasi warga dan melakukan penyisiran," terangnya.
Terkait kendala, dirinya mengatakan kondisi banjir yang menggenangi sejumlah jalan-jalan kecil membuat perahu yang diturunkan sulit memasuki wilayah tersebut.

"Kalau kendala, lebih ke jalurnya yang kecil ya, karena masuk kedalam Gang kecil, jadi untuk perahu berukuran cukup besar megalami kesulitan untuk masuk," kata Dede.
Dari ketinggian banjir yang bertambah, Basarnas memutuskan untuk menutup jalan yang tergenang banjir, dimulai dari Jalan Cendrawasih sampai Jalan Pemuda, dan juga Jalan Remaja agar tidak dilewati pengendara.
Kemudian salah satu mahasiswi asal Sangatta bernama Mutmainah, yang mengaku baru saja tiba dari perjalanan dari Sangatta Kabupaten Kutai Timur dan memberanikan diri berangkat ke Samarinda untuk mengikuti ujian pada esok harinya.
"Saya dari Sangatta naik Bus ke Samarinda, karena besok ujian di Kampus. Jadi saya beranikan diri saja," pungkasnya.
Dirinya menuturkan, bahwa sebelumnya dirinya telah mengetahui bahwa beberapa ruas jalan di Samarinda putus, akibat banjir.
Dan sesaat setelah mendengar kabar, bahwa beberapa titik jalan telah surut, dirinya merasa yakin bisa sampai tujuan karena itu nekat melanjutkan perjalanan ke Samarinda.
Namun dikondisi jalan yang telah lumpuh total untuk dilalui kendaraan, memaksanya harus berjalan kaki, menuju Kost yang berada di Jalan Pemuda 3.
Baca: Seorang Gadis Nekat Terobos Banjir Samarinda Mau Selamatkan Kakek, Nenek, dan Adik yang Kelaparan
"Tadi sampai diujung jalan mau langsung ke kosan, tapi ternyata jalannya ditutup karena banjir, jadi jalan kaki," tandasnya.
Bertemu dengan Basarnas yang sedang dalam proses penyisiran, Mutmainah langsung diberi tumpangan naik perahu karet.
Dalam perjalanan menuju Kos, Mutmainah salah satu mahasiswi Fakultas Kesehatan di Universitas Mulawarman ini berharap, agar Samarinda tidak lagi mengalami banjir.
Apalagi hingga membuat akses jalan di daerah Samarinda jadi lumpuh total.
"Semoga cepat teratasi banjir di Samarinda, karena cukup merugikan masyarakat. Kalau akses jalannya lumpuh, aktifitas masyarakat juga pastinya akan terganggu," imbuhnya.
Di tempat terpisah, Perusahan Listrik Negara atau PLN, Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Samarinda, melakukan pemadaman sementara aliran listrik di Samarinda dan Kutai Kartanegara.
Hal ini, menyusul banjir yang merendam pada Minggu (9/6/2019).
Di Samarinda, pemadaman listrik sementara berlangsung di Lempake, Mugirejo, Bukit Pinang, Sempaja dan PM Noor.
Sementara di Kutai Kartanegara, berlangsung di Teluk Dalam dan Loa Tebu.
"Pemadaman dilakukan untuk mengamankan instalansi Gardu PLN karena ada beberapa yang terendam banjir.
Selain itu pengamanan aliran listrik tegangan rendah yang mengalir ke pelanggan-pelanggan," kata Manajer Bagian Jaringan UP3 Samarinda, Hendra P Manurung, Minggu (9/6/2019).
Selain menghindari kerusakan jaringan listrik, pemadaman dimaksudkan agar tak ada korban jiwa yang tersengat listrik akibat instalasi terendam banjir.
"Jika air sudah surut dan kondisi memungkinkan kita akan kembali menyalakan," tandasnya.
Banjir Landa Samarinda, Kepolisian Siapkan Truk Dalmas dan Perahu Kano
Banjir Samarinda Meluas, 10.300 Jiwa Terdampak
Banjir hari ini perlahan mulai surut di beberapa daerah. Warga Sungai Pinang, Irfan mengatakan memang di pagi hari tadi, sekitar pukul 08.00 Wita, saat air menggenang setinggi lutut, listrik di rumahnya sempat padam.
"Tadi tengah hari, pas air tinggal se mata kaki, listrik sudah nyala," kata pegawai swasta ini.
Meski beberapa daerah sudah surut, masih ada beberapa daerah seperti Perum Griya Mukti dan Bengkuring yang masih berjibaku dengan banjir.
Sebelumnnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Ifran mengimbau warga korban terdampak banjir mewaspadai sengatan listrik.
Sebab, selama banjir menggenang, aliran listrik tidak dipadamkan.
"Yang kami waspadai human eror. Masalah listrik karena masih nyala. Mudahan masyarakat waspada gunakan colokan listrik.
Contohnya, kabel handphone (kalau masih terpasang) juntai, kena air kan bahaya," tutur Ifran, Sabtu (8/6/2019) berjaga di Perumahan Bengkuring yang terdampak banjir selama 4 hari terkahir.
Amatan di lapangan, di beberapa rumah, lampu yang dialiri listrik masih menyala. Dengan ketinggian air yang masih stagnan di kisaran 25-75 cm, Ifran ajak warga lebih waspada.
Ia berjanji akan berkoordinasi dengan PLN untuk penanganan. Sejauh ini belum ada laporan warga tersengat listrik.
"Kalau rumah kosong (terendam banjir) lebih baik listrik dimatikan," imbaunya. (*)