10 Saksi Diperiksa Hingga Peringatan Keras Polisi agar Pelaku Mutilasi Karoman Serahkan Diri
Sudah 10 saksi diperiksa terkait kematian Karoman yang mengenaskan dengan kondisi termutilasi. Polisi pun beri peringatan keras kepada pelaku
TRIBUNNEWS.COM, OGAN ILIR - Kasus penemuan mayat mutilasi bernama Karoman di Kecamatan Sungai Pinang, Tanjung Raja, Ogan Ilir terus berlangsung.
Aparat kepolisian pun telah memanggil sebanyak sepuluh orang warga Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (8/6/2019).
Baca: Barang Bukti yang Diamankan Hingga Kronologi Penangkapan 81 Terduga Pembakar Puluhan Rumah di Buton
Kesepuluh orang dan istri korban Mardiah turut dipanggil untuk dimintai keterangan terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Karoman (40), Rabu malam lalu.
Kepala Dusun 2 Desa Pinang Mas, Amrullah mengatakan, dirinya tidak tahu secara persis apa tujuan pemanggilan ke sepuluh orang itu.
Yang ia tahu bahwa di antara kesepuluh orang itu ada pemilik lahan sawah yang sering dilalui Karoman saat mencari ikan.
“Saya hanya diperintah kepala desa untuk menghubungi delapan orang, sedangkan istri Karoman bukan saya yang menghubunginya, saya juga tidak tahu apa persis tujuan pemanggilan tersebut, cuma memang di antara yang dipanggil ada yang lahan sawahnya sering dilalui Karoman saat mencari ikan,” katanya.
Sementara itu, Kasatreksrim Polres Ogan Ilir AKP Malik Fahrin membenarkan pihaknya sudah memangil 10 orang untuk dimintai keterangan terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi yang menyebabkan Karoman meninggal dunia.
Baca: Isu Gerindra Ditawari Jatah Menteri, PDIP : Jokowi Lagi Konsentrasi Rajut Persaudaraan Pascapilpres
Namun Malik enggan mengatakan secara detil materi pemeriksaan dengan alasan untuk kepentingan mengungkap kasus tersebut.
“Untuk saksi-saksi kita terus melakukan pemeriksaan secara marathon, total dengan hari ini sudah kita periksa 10 saksi. Tentu ada teknik dan taktik penyelidikan oleh polisi yang tidak bisa kami sampaikan demi kepentingan mengungkap kasus tersebut,” katanya.
Polisi Imbau Pelaku Serahkan Diri
Aparat kepolisian mengimbau agar pelaku segera menyerahkan diri sebelum polisi memberikan tindakan tegas terukur saat dilakukan penangkapan jika tak mau menyerah.
Imbauan dan peringatan itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir AKP Malik Fahrin saat menggelar olah TKP ulang di lokasi penemuan mayat Karoman di sisi sungai desa tersebut Sabtu (8/6/2019).
Baca: Cerita Para Pedagang Pasar Beringharjo yang Dagangannya Dibeli Jokowi dan Keluarga
“Imbauan kami dari Satreskrim Polres Ogan Ilir untuk siapapun anda bagi tersangka untuk meyerahkan diri, karena jika tidak menyerahkan diri sampai dengan kami dapatkan, dan apabila melawan petugas dan membahayakan masyarakat tidak segan-segan kami berikan tindakan tegas terukur, bila perlu kami kembalikan dengan peti mati,” tegasnya.
Sementara itu, proses pencarian potongan tubuh Karoman yang hilang berupa kepala dan potongan kedua tangannya terus dilakukan.
Hari ini sejak pagi warga setempat melakukan pencarian dengan ramai-ramai masuk ke dalam sungai sedalam satu setengah meter lalu membongkar tumpukan tanaman enceng gondok guna mencari potongan tubuh yang hilang tersebut.
Namun meski sudah berusaha dengan keras hingga sabtu petang potongan tubuh yang dicari tak juga ditemukan.
Baca: Tabung Gas Meledak di Warung Bakso Kawasan Teluknaga, 20 Orang Luka-luka
Sementara istri Karoman, Mardiah berharap pelaku cepat tertangkap dan diberi hukuman berat.
“Saya minta pelaku dihukum mati,” katanya.
Kondisi Mayat Karoman Mengenaskan
Penemuan mayat dengan kondisi termutilasi mengegerkan warga di Simpang Bingung, Kecamatan Sungai Pinang, Tanjung Raja, Ogan Ilir pada Kamis (6/6/2019).
Mayat laki-laki ini, ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Baca: Wanita Ini Terjatuh karena Gamisnya Nyangkut di Rantai Motor, Robek dari Bawah Sampai Pinggang
Kedua tangan dan kepalanya, sudah dalam keadaan terpotong.
Penemuan ini, diketahui warga dan langsung dilaporkan ke perangkat desa dan diperangkat desa melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Baca: Bayi 2 Tahun di Surabaya Sempat Terkunci di Dalam Mobil, Orangtua Panik
Penemuan mayat laki-laki ini, juga heboh di media sosial.
Banyak yang bertanya mengenai kondisi mayat dan juga lokasi pasti penemuan mayat.
Korban Seorang Pencari Ikan
Adanya penemuan mayat mutilais di Simpang Bingung Kecamatan Sungai Pinang Tanjung Raja Ogan Ilir, dibenarkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Kamis (6/6/2019).
Menurut Kapolda, berdasarkan dari laporan, benar peristiwa tersebut memang ada dan polisi sedang melakukan penyelidikan dan mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian.
Baca: Hati-hati Para ASN, Sanksi Menanti Jika Bolos Kerja di Tanggal 10 Juni 2019

"Korban ini pencari ikan, itu informasi awal yang diperoleh. Sekarang, anggota masih di lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian dan penyelidikan," ujar Zulkarnain.
Untuk memastikannya, dari itulah anggota langsung diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian dan penyelidikan lebih lanjut.
Zulkarnain Adinegara juga mengungkapkan, berdasarkan laporan yang diperoleh dari anggota korban ini sudah sejak tanggal 5 Juni kemarin belum pulang.
"Korban ini pencari ikan. Diketahui korban ini sejak tanggal 5 lalu tidak pulang ke rumah. Laporan awalnya seperti itu," ungkap Kapolda, Kamis (6/6/2019).
Baca: Tiga Rumah di Penggilingan Cakung Ludes Terbakar Gara-gara Petasan, Kerugian Diduga Ratusan Juta
Setelah tidak pulang sejak tanggal 5 Juni kemarin, ternyata warga menemukan sosok mayat laki-laki tanpa kedua tangan dan kepala tersebut di semak-semak di Simpang Bingung Kecamatan Sungai Pinang Tanjung Raja Ogan Ilir, Kamis (6/6/219).
Mayat yang ditemukan dengan kondisi mengenaskan ternyata warga Desa Pinang Mas Kecamatan Sungai Pinang Ogan Ilir.
Korban diketahui bernama Karoman (40) warga Dusun 2 RT 03 Desa Pinang Mas Kecamatan Sungai Pinang Ogan Ilir.
Baca: Ada Sekolah Bilingual Inggris-Indonesia di Kota Kecil Australia

Karoman ditemukan tewas dengan kondisi sudah termutilasi di Sungai Arisan Bopeng Desa 2 RT 03 Desa Pinang Mas Kecamatan Pinang Mas OI.
Setelah pergi dan hingga pagi hari tidak pulang ke rumah.
Keluarga bersama warga mencari korban di sungai Arisan Bopeng sekira jam 08.00.
Anak korban Agus (10) menemukan bambu milik korban di Sungai Arisan Bopeng di dekat sawah milik Jono dengan posisi tertancap ke dasar Sungai dengan jarak lebih kurang 300 meter sekira jam 08.30.
"Saksi Mulyadi menemukan perahu di Sungai Arisan Bopeng di dekat tanah milik Azwar dalam posisi terbalik. Kemudian sekira jam 10.00 lebih kurang 500 meter. Sedangkan Saksi Firdaus menemukan korban," ujarnya.
Bambu itu dengan posisi tertancap ke dasar sungai berjarak lebih kurang 300 meter pukul 08.30.
Selanjutnya, saksi Mulyadi menemukan perahu di Sungai Arisan Bopeng di dekat tanah milik Azwar dalam posisi terbalik.
Kemudian sekitar pukul 10.00, berjarak lebih kurang 500 meter saksi Firdaus di Sungai Bopeng dekat tanah Reza menemukan korban.
"Saat ditemukan, menurut saksi korban tertimbun di dalam lumpur di dalam Sungai.
Ketika ditemukan, tubuh korban sudah meninggal dunia.
Baca: Susi Pudjiastuti Ingin Benahi Kinerja PNS di Kementerian Kelautan dan Perikanan
Tubuh korban bagian Kepala, kedua tangan korban hilang hingga saat ini belum ditemukan.
Korban juga mengalami luka bacok di perut dan kaki kiri," jelasnya.
Keluarga Merasa Karoman Tak Punya Musuh
Karoman yang ditemukan tewas dengan kondisi terkena mutilasi, dikenali pihak keluarga dari pakaian yang dikenakannya.
Selain dikenali dari baju yang dikenakan, keluarga juga mengenali korban dari tanda lahir bawaan yang ada pada korban.
Baca: Suami Bunuh Istri Secara Brutal, Dimutilasi dan Kepala Dibawa ke Polisi Karena Curiga Selingkuh
"Kami yakin itu Karoman, dari tahi lalat yang ada di kaki kanannya. Makanya, selain melihat baju yang kenakan sebelum berangkat, ada tahi lalatnya itu," ujar Syarifudin saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Kamis (6/6/2019).
Pihak keluarga merasa heran, ketika sejak pagi korban belum juga pulang dari mencari ikan.
Hingga akhirnya, pihak keluarga memutuskan untuk mencari korban.
Setelah ditemukan, ternyata sudah meninggal dan dalam kondisi yang mengenaskan.
"Setahu saya, dia tidak ada musuh. Tetapi tidak tau kalau diluaran, karena kami tidak bisa melihat terus," ujar Syarifudin.
Menurut Syarifudin, biasanya ia pergi ke sungai untuk mencari ikat melewati sawah.
Tetapi hari sebelum kejadian, ia pergi tidak melewati tempat biasanya. Malah lewati tempat lain.
Jenazah Karoman (40) yang menjadi Korban Mutilasi, akhirnya tiba di RS Bhayangkara Palembang, Kamis (6/6/2019).
Jenazah Karoman, dibawa menggunakan mobil ambulance dari Desa Sungai Pinang OI.
Saat tiba, jenazah Karoman, langsung dibawa masuk ke dalam ruang autopsi.
Selain Syarifudin, satu anggota kepolisian yang ikut mengantarkan jenazah Karoman.
Jenazah Karoman, rencananya akan dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Palembang untuk memastikan penyebab kematian korban. (Kompas.com/Tribun Sumsel)