Perantau Asal Cianjur Ini Gagal Pulang Kampung Gara-gara Teman Kencan Minta Bayar Rp 1,2 Juta
Seorang pemuda babak belur dihajar penghuni kos dan warga sekitar di Palembang, Sumatera Selatan usai tidur bareng cewek kenalannya
Riko Digebuki Penghuni Kos, Gara-gara Teman Kencan Minta Bayar Rp 1,2 Juta tapi Menolak Nginap
TRIBUNNEWS.COM. PALEMBANG - Seorang pemuda babak belur dihajar penghuni kos dan warga sekitar di Palembang, Sumatera Selatan usai tidur bareng cewek kenalannya di kos-kosan khusus perempuan.
Peristiwa tersebut bermula dari pernekalan pemuda bernama Riko (27) dengan seorang wanita berinisial RR di aplikasi sosial WeChat.
Ternyata, Riko mengenal perempuan muda tersebut sebagai pekerja seks dan sengaja ingin menggunakan jasanya.
Alhasil, RR berteriak minta tolong hingga warga berdatangan dan menghajarnya.
Konologi
Gagal sudah rencana Riko (27), perantau asal Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat yang bekerja sebagai tukang las di kawasan Jalan Soekarno Hatta Palembang ini, untuk merayakan lebaran bersama anak dan istrinya di kampung halaman.
Akibat ulahnya menganiaya cewek berinisial RR (25), ia dihakimi warga dan diserahkan ke Polresta Palembang, Sabtu (1/6/2019), sekitar 22.30.
Di hadapan petugas, bapak 1 anak ini mengatakan, dia mengenal RR melalui media sosial WeChat, dan langsung mengajaknya kencan.
“Kesepakatannya kalau nginap dari jam 12 malam sampai pagi Rp 1,2 juta, kalau short time (waktu singkat) Rp 500 ribu. Lokasi atau tempatnya, di kos-kosan cewek itu di daerah Dwikora,” ungkapnya, Minggu (02/06).
Setelah bertemu, lanjut Riki, mereka berdua sempat satu kali berhubungan badan.
Baca: Ifan Seventeen Terduduk Digerebek Sejumlah Pria di Apartemen, Ceweknya Ngamuk-ngamuk Direkam
Namun, RR menolak untuk menginap dan meminta dibayar Rp 1,2 juta.
“Dari situlah saya marah. Saya sudah coba bicara baik-baik sama cewek itu, tapi dia tetap berkeras mau dibayar Rp 1,2 juta untuk short time.
Jelas saya keberatan, jadinya khilaf dan dia saya tampar lalu cekik lehernya,” katanya.
Pada saat itulah, RR berteriak sehingga seluruh penghuni kos-kosan serta warga sekitar datang, dan menghakimi Riki sampai babak belur.
“Seharusnya warga tanya dulu apa persoalannya, jangan asal gebuki saja. Semua uang saya Rp 1,8 juta yang ada di dompet hilang.