Tanah Longsor
Kisah Pilu Korban Longsor Kebutuhjurang Banjarnegara Masih Harus Lebaran di Pengunsian
Harapan para pengungsi korban longsor di Banjarnegara untuk bisa kembali ke kampung halamannya atau direlokasi saat lebaran masih jauh dari harapan.
Konsekuensinya, pemerintah desa harus mencari lahan pengganti yang lebih memenuhi kriteria.
Para korban pun dipaksa harus lebih bersabar karena pembangunan belum bisa segera dilakukan seperti harapan.
Pemerintah desa akhirnya menemukan lahan pengganti untuk relokasi di lahan bengkok kepala desa di dukuh Blokan.
Sujarwo mengatakan, lahan yang baru ini cukup untuk menampung 23 hunian tetap untuk keluarga para korban.
Lahan ini juga dinilainya cukup memenuhi syarat sesuai permintaan DPU karena berada di sisi jalan raya provinsi.
Jaringan listrik pun telah tersedia.
Pembangunan prasarana di luar hunian dinilainya tidak akan mahal seperti di lahan pertama.
Ongkos pembangunan bisa saja menjadi lebih murah, tetapi bagaimana tingkat keamanannya dari bahaya longsor?
Karenanya, tahapan mesti diulang.
Lahan itu harus kembali diusulkan ke Badan Geologi melalui BPBD Banjarnegara untuk dikaji kelayakannya dari ancaman longsor.
Kini, masyarakat masih menanti lahan kedua yang diajukan itu dikaji hingga dinyatakan layak oleh tim geologi.
Konsekuensi dari tahapan yang panjang ini, sebanyak 87 jiwa korban longsor desa Kebutuhjurang harus bersabar tinggal lebih lama lagi di pengungsian.
Pada momentum Idul Fitri 2019 yang tinggal menghitung hari, mereka dipastikan berlebaran di pengungsian.
Suasana batin keluarga tanpa tempat tinggal mungkin lebih memilukan saat lebaran datang.
"Berarti lahannya ini diajukan lagi ke BPBD, terus dikaji lagi sama geologi," katanya. (Aqy)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Jalan Panjang Korban Longsor Kebutuhjurang Untuk Relokasi, Masih Harus Lebaran di Pengunsian, http://jateng.tribunnews.com/2019/05/28/jalan-panjang-korban-longsor-kebutuhjurang-untuk-relokasi-masih-harus-lebaran-di-pengunsian?page=all.
Penulis: khoirul muzaki
Editor: muh radlis