Sabtu, 4 Oktober 2025

Kelompok Geng Motor Aniaya Seorang Pelajar Hingga Meregang Nyawa

Seorang pelajat dianiaya kelompok geng motor sampai akhirnya, korban yang mengalami luka parah di sekujur tubuhnya, meregang nyawa.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Pekanbaru/Rizky Armanda
Para tersangka penganiayaan hingga menyebabkan korbannya meninggal dunia, saat memperagakan adegan demi adegan dalam kegiatan rekonstruksi, Rabu (15/5/2019). TRIBUN PEKANBARU/RIZKY ARMANDA 

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Lima pelaku yang terlibat dalam kasus penganiayaan seorang pelajar hingga meninggal dunia ternyata masih dibawah umur dan sebagian besar anak putus sekolah.

Kelima tersangka diketahui secara bersama-sama melakukan penganiayaan dengan senjata tajam terhadap korbannya, remaja bernama Angga di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Pekanbaru beberapa waktu lalu.

Sampai akhirnya, korban yang mengalami luka parah di sekujur tubuhnya, meregang nyawa. Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Dalam rekonstruksi yang digelar di areal Mapolsek Tampan itu, terungkap bagaimana para tersangka yang merupakan anggota geng motor Warlex ini, secara brutal membacok tubuh korban dengan parang dan egrek (celurit).

Setidaknya, para tersangka memperagakan sekitar 11 adegan.

Mereka tampak secara santai dan gamblang memperagakan adegan demi adegan, seperti tanpa ada penyesalan.

Adegan dimulai saat korban yang sudah tak berdaya akibat dikeroyok, didatangi tersangka SW yang menenteng sebilah parang.

SW yang diamankan belakangan setelah menyerahkan diri ke Mapolsek Tampan dengan didampingi keluarganya itu, memperagakan bagaimana dia membacok kaki korban dengan parang yang dibawanya.

Para tersangka penganiayaan hingga menyebabkan korbannya meninggal dunia, saat memperagakan adegan demi adegan dalam kegiatan rekonstruksi, Rabu (15/5/2019). TRIBUN PEKANBARU/RIZKY ARMANDA
Para tersangka penganiayaan hingga menyebabkan korbannya meninggal dunia, saat memperagakan adegan demi adegan dalam kegiatan rekonstruksi, Rabu (15/5/2019). TRIBUN PEKANBARU/RIZKY ARMANDA (Tribun Pekanbaru/Rizky Armanda)

Terlihat dia masih ingat betul, bagaimana persisnya saat mata parangnya diarahkan ke kaki korban.

Bahkan dia turut mengatur bagaimana posisi pemeran pengganti korban dalam kegiatan rekonstruksi itu.

"Bukan begitu pak, waktu itu dia posisinya menelungkup dekat parit," kata SW.

Dia mengaku, menyabet kaki korban dengan parang hingga sebanyak 4 kali.

Tak sampai di sana, korban yang sudah tak berdaya, kembali didatangi oleh 3 tersangka lainnya yakni KI, RG dan YV.

Masing-masing mereka juga membawa parang dan egrek.

Bahkan, egrek yang dipakai salah seorang tersangka berinisial KI, yang juga merupakan ketua geng ini, sempat menancap di punggung korban.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved