Minggu, 5 Oktober 2025

Beberapa Hari Setelah menghajar Sang Ayah, Marselinus Ditemukan Tewas

Setelah sang anak menghajar orang tuanya dengan menggunakan alat panen sawit (dodos) di lokasi kebun sawit milik orang tuanya.

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Pontianak
Anggota Polres Landak dan Polsek Ngabang saat di lokasi penemuan mayat di Ngabang pada Rabu (8/5/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, LANDAK - Penemuan sesosok mayat di Dusun Pesayangan, Desa Raja, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak pada Rabu (8/5/2019) yang sempat menghebohkan warga sekitar, pihak kepolisian temui fakta terbaru.

Diketahui, setelah sang anak menghajar orang tuanya dengan menggunakan alat panen sawit (dodos) di lokasi kebun sawit milik orang tuanya.

Berselang dua hari kemudian, sang anak pun akhirnya ditemukan tewas dalam keadaan membusuk.

Sang anak yang dimaksud, yang juga sesosok mayat yang ditemukan tersebut adalah atas nama Marselinus Matedi (31), tercatat sebagai warga Dusun Berinang Mayun, Desa Berinang Mayun, Kecamatan Kuala Behe, Kanupaten Landak.

Korban ditemukan oleh keluarganya sudah dalam keadaan tidak bernyawa, dimana tergeletak dan membusuk di bawah sebuah pohon di area perkebunan sawit milik orang lain tak jauh dari kebun sawit milik orang tuanya di Dusun Pesayangan, Desa Raja, Kecamatan Ngabang.

Baca: Menaker Hanif Dhakiri Minta Perusahaan Bisa Bayar THR Maksimal 2 Minggu Sebelum Lebaran

Baca: Menaker Hanif Dhakiri Minta Perusahaan Bisa Bayar THR Maksimal 2 Minggu Sebelum Lebaran

Baca: Ramalan Zodiak Cinta Jumat 10 Mei 2019: Virgo Jatuh Cinta pada Orang Asing, Pisces Terbayang Mantan

Pada leher Matedi yang sudah mulai hitam membusuk, terikat sebuah tali plastik berwarna hijau seukuran jari kelingking dengan panjang sekitar tiga meter.

Berawal dari cerita seorang kerabatnya Selon (40) yang tinggal di daerah Bunut Jalan Ngabang-Mungguk, yang saat itu kebetulan lewat dekat kebun sawit milik Muat (80) ayah korban, tiba-tiba mendengar adanya suara orang teriak minta tolong.

Setelah menelusuri suara teriakan tersebut, Selon terkejut mendapatkan Muat sedang mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya yang terluka.

Setelah ditanyakan kepada Muat, diketahui bahwa Muat diserang oleh anaknya Matedi menggunakan alat panen sawit (dodos).

Setelah melihat kedatangan Selon, Matedi segera melarikan diri.

Oleh Selon kemudian Muat dibawa ke RSUD Landak untuk mendapatkan perawatan.

Setelah kejadian tersebut, Widodo (abang kandung korban) ditemani Selon dan Miranto mencari keberadaan Matedi.

Berselang dua hari pencarian, Widodo pun mendapatkan Matedi sudah dalam keadaan tidak bernyawa dan membusuk di bawah sebuah pohon sawit diarea kebun milik orang lain.

Kemudian seorang warga segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ngabang.

Kapolsek Ngabang Kompol Ida Bagus Gde Sinung SH MH beserta personilnya langsung mendatangi TKP.

Dari hasil pengecekan TKP, pihak Kepolisian kemudian menawarkan untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah korban.

Namun pihak keluarga korban menolak.

Setelah melalui surat pernyataan dan Berita Acara penolakan, korban kemudian dibawa ke RSUD Landak menggunakan mobil Patroli Polsek Ngabang untuk mendapatkan visum dokter.

Baca: Ramalan Zodiak Cinta Jumat 10 Mei 2019: Virgo Jatuh Cinta pada Orang Asing, Pisces Terbayang Mantan

Baca: Cek Kelayakan Angkutan Publik, Menhub Masuk ke Kolong Bus

Keterangan pihak keluarga korban bahwa korban sudah lama mengalami depresi, dan beberapa kali menjalani perawatan di RSJ Bodok Singkawang.

Setelah kejadian ini, Matedi rencananya akan dikebumikan pada hari ini Kamis (9/5/19) di Pemakaman Katholik Dusun Dengoan, Desa Tebedak, Kecamatan Ngabang.

Seperti diberitakan sebelumnya, sesosok mayat pria ditemukan tergeletak di perkebunan sawit yang berada di Dusun Pesayangan, Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak pada Rabu (8/5/2019) sore.

Penemuan mayat tersebut membuat gempar masyarakat sekitar.

Anggota piket penjagaan Polres Landak yang dipimpin Aiptu J Simorangkir selaku piket KA SPKT bersama anggota Sat Reskrim Polres Landak tiba di lokasi langsung melakukan olah TKP.

Saat ditemukan, warga tidak mengenali korban dikarenakan jasad korban yang telah menghitam.

Demikian pula, tidak ada tanda pengenal untuk mengidentifikasi korban.

Oleh unit Inavis, jenazah dievakuasi dan dibawa ke RSUD Landak.

Sembari menunggu hasil otopsi pihak rumah sakit, Polres Landak melakukan penyisiran dan penyelidikan untuk mengenali identitas korban yang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa itu.

Berbekal komunikasi, polisi menyisir desa-desa terdekat dari lokasi penemuan.

Usaha polisi untuk mengungkap identitas korban membuahkan hasil, di mana polisi berhasil menemukan keluarga dan tempat tinggal korban.

Setelah memasuki rumah korban yang tidak jauh dari kebun sawit di mana korban ditemukan, petugas kepolisian mendapatkan kartu KTP korban yang beratas namakan MM.

Berdasarkan dugaan sementara, MM diduga merupakan korban bunuh diri.

"Temuan kami untuk sementara ini adalah unsur bunuh diri," kata J Simorangkir.

Dia mengungkapkan, dugaan bahwa korban sebagai korban bunuh diri karena ditemukan seutas tali yang ditemukannya di samping korban dan luka lebam di bagian leher.

Karena diperkirakan korban sudah meninggal dunia lebih dari dua hari sebelum ditemukan dan dievakuasi. (Alfon Pardosi)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Fakta Terbaru Sebelum Ditemukan Tewas, Korban Diketahui Sempat Aniaya Ayahnya

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved