Selasa, 30 September 2025

Pemilu 2019

Ngaji Kebangsaan di Bangil Doakan Pemilu Berlangsung Damai

Tak hanya tausyiah, ada beberapa penampilan dari penyanyi Veve Zulfikar yang menghibur para peserta yang hadir dalam kegiatan ini

Editor: Hendra Gunawan
Galih Lintartika/Surya
Ratusan warga Pasuruan menghadiri Peringatan Isro' Mi'roj sekaligus Ngaji Kebangsaan untuk mendoakan Pemilu 2019 berlangsung aman, damai, dan tentram. 

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Ratusan orang hadir dalam acara Ngaji Kebangsaan di Sentra Bangkodir, Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Minggu (14/4/2019) malam.

Acara diselenggarakan Pondok Pesantren Putri KHA Wahid Hasyim Bangil dalam rangka peringatan Isro Mi'roj Nabi Muhammad SAW 1440 H sekaligus ngaji kebangsaan.

Tak hanya tausyiah, ada beberapa penampilan dari penyanyi Veve Zulfikar yang menghibur para peserta yang hadir dalam kegiatan ini.

Gus Wildan, pengasuh Ponpes Putri KHA Wahid Hasyim mengatakan, acara ini memang digelar dengan semangat untuk memperingati isro miroj Nabi Muhammad SAW.

Tapi, kata dia, acara ini juga dikemas sebagai acara ngaji kebangsaan.

Baca: Masalah Sepele Ini Jadi Sebab Tersangka Memotong Leher Budi Hartanto Usai Membunuhnya

Baca: Ini Omongan Audrey yang Bikin Pelaku Sakit Hati? Bukan Masalah Cowok, Seret Almarhum Ayah

Ngaji kebangsaan ini dilakukan menjelang pelaksanaan pesta demokrasi, Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Pemilu yang meliputi pemilihan presiden, calon anggota dewan dari RI, provinsi hingga kabupaten atau kota dan wakil DPD RI.

"Ngaji kebangsaan ini diharapkan bisa mempersatukan hati untuk Indonesia," kata Gus Wildan kepada Surya.co.id usai kegiatan.

Menurut Gus Wildan, ini bukan acara kampanye, bukan acara partai dan bukan acara politik.

Kata dia, acara ini digelar dalam masa tenang kampanye.

"Meski bukan acara politik, tapi kami di sini, selain ngaji kebangsaan, kami semua juga ikut mendoakan agar Pemilu 2019 ini berjalan damai, aman dan tentram," urainya.

Dijelaskan Gus Wildan, dalam acara ini, pihaknya juga mengajak sekaligus mengingatkan semua peserta yang hadir, santri dan santriwati untuk bisa menyambut pesta demokrasi dengan suka cita dan gembira.

Menurutnya, pencoblosan adalah sebuah pesta yang seyogjanya bisa dinikmati secara gembira dan suka ria.

Bukan ajang sebagai pemecah belah bangsa dan saling serang untuk perang.

"Ini sebuah demokrasi yang sudah berjalan sejak lama. Sudah biasa, kalau calon presidennya ada dua.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved