Banjir Bandang di Sentani
Masa Transisi Darurat Menuju Pemulihan Pasca Banjir Sentani Berlangsung hingga 27 Juni 2019
Selama masa transisi darurat menuju pemulihan, hal-hal yang dilakukan di masa tanggap darurat dapat dilanjutkan kembali di transisi darurat.
TRIBUNNEWS.COM, SENTANI - Masa tanggap darurat penanganan bencana banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, tidak diperpanjang.
Sebelumnya Bupati Kabupaten Jayapura telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari yaitu mulai tanggal 16 Maret hingga 29 Maret 2019.
Melalui rapat koordinasi dan melihat situasi kondisi saat ini, maka disepakati tanggap darurat berakhir Jumat (29/3/2019) kemarin.
Dilanjutkan dengan transisi darurat menuju ke pemulihan selama 3 bulan yaitu terhitung 30 Maret 2019 hingga 27 Juni 2019.
Selama masa transisi darurat menuju pemulihan, hal-hal yang dilakukan di masa tanggap darurat dapat dilanjutkan kembali di transisi darurat kecuali pencarian korban.
Status transisi darurat ini hanya administrasi saja agar dalam penanganan bencana dimungkinan kemudahan akses dalam penggunaan anggaran, pengerahan personil, logistik, peralatan dan lainnya.
Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dampak banjir bandang Sentani bukan hanya di Distrik Sentani saja.
Baca: Polisi Tembak Mati Dua Perampok Sadis yang Sempat Menembak Seorang Ibu dan Menyandera Pemilik Rumah
Tetapi juga di lima distrik di Kabupaten Jayapura yaitu Distrik Sentani, Distrik Waibu, Distrik Sentani Barat, Distrik Ravenirara, dan Distrik Depapre.
Korban jiwa banjir bandang tercatat 112 orang meninggal dunia, dimana 105 orang di Kabupaten Jayapura dan 7 orang di Kota Jayapura.
Dari 112 orang meninggal dunia, 77 jenazah telah berhasil diidentifikasi oleh tim Inafis Polri sedangkan 35 jenazah belum berhasil diidentifikasi.

Kebanyakan korban yang belum diidentifikasi adalah pendatang dari luar Papua yang tidak melaporkan diri ke dinas kependudukan atau aparat setempat sebelumnya.
Dari 77 korban yang sudah teridentifikasi, 52 korban sudah diberikan santunan Rp 15 juta per korban kepada ahli warisnya.
Korban luka 961 orang yaitu 153 orang luka berat dan 808 orang luka ringan.
Korban hilang tercatat 17 orang.
Setelah dilakukan pendataan, banyak korban dilaporkan hilang berhasil ditemukan di tempat pengungsian.
Atau telah kembali ke keluarganya tetapi tidak melaporkan ke posko.
Hingga saat ini jumlah pengungsi terus berkurang. Saat ini ada 4.763 jiwa atau 963 KK mengungsi di 21 titik pengungsian.
Pengungsi ini adalah pengungsi dari banjir bandang dan luapan Danau Sentani.
Baca: Siti Zulaeha Dibunuh terkait Pembagian Dana Proyek?
Pengungsi akibat banjir bandang sudah banyak yang pulang.
Sedangkan pengungsi akibat meluapnya Danau Sentani sebanyak 2.854 jiwa atau 759 KK yang ditempatkan di Pos Lapangan Jembatan Kuning.
Pendataan kerusakan fisik masih terus dilakukan.
Data sementara kerusakan akibat banjir bandang:
- 2.287 rumah rusak
- 59 sekolah
- 5 jembatan
- 2 Gereja
- 3 kantor pemerintahan
- 104 ruko rusak berat
- 1 Pasar rusak berat
- 1 Puskesmas rusak berat
Penanganan darurat masih terus dilakukan. Sebanyak 7.321 personel gabungan masih melakukan penanganan di lapangan.

Dengan berakhirnya masa tanggap darurat maka sebagian personel akan kembali ke daerahnya.
Antisipasi berkurangnya personel ini telah disiapkan.
Stok logistik untuk menangani pengungsi masih mencukupi hingga 14 hari mendatang.
BNPB masih terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat ini.
Selama transisi darurat pun pemerintah akan tetap mendampingi dan memberikan bantuan untuk korban bencana.