Selasa, 7 Oktober 2025

11 Bayi Lahir di RSUD Sanjiwani, Rumarsa Tak Menyangka Anak pertamanya Lahir Bertepatan Hari Nyepi

Rumarsa menceritakan, dirinya sama sekali tidak pernah menduga anak pertamanya akan lahir saat Nyepi.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Rumarsa dan istrinya tengah bersama anak pertamanya yang lahir saat Hari Suci Nyepi, di RSUD Sanjiwani Gianyar, Jumat (8/3/2019). TRIBUN BALI/I WAYAN ERI GUNARTA 

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Senyum menghiasi wajah I Wayan Rumarsa (24) asal Banjar Bonjaka, Desa Sebatu, Tegalalang itu di RSUD Sanjiani Gianyar, Jumat (8/3/2019) setelah masa mendebarkan telah terlewati.

Sebab anak pertamanya, lahir selamat dalam kondisi normal saat perayaan Hari Suci Nyepi.

Ditemui di RSUD Sanjiwani Gianyar, Rumarsa menceritakan, dirinya sama sekali tidak pernah menduga anak pertamanya akan lahir saat Nyepi.

Sebab Rabu (6/3/2019) pagi atau saat Pengerupukan, ia dan istrinya, Ni Made Mia Adriani (20) telah mengecek kandungan ke RSUD Sanjiwani.

Namun saat itu belum ada ‘bukaan’, sehingga dokter kandungan pun memperbolehkan dirinya pulang.

"Saat Pengerupukan, kami sudah antisipasi, untuk jaga-jaga lebih baik Nyepi di sini (RSUD Sanjiwani). Tapi dokter mengatakan belum ada bukaan, jadi kami disuruh pulang. Dan memang saat itu istri saya belum memperlihatkan tanda-tanda apapun, perutnya juga tidak sakit," ujarnya.

Saat tiba di rumah, Rumarsa dan istrinya pun tidak memiliki firasat anaknya akan lahir, sehingga mereka menikmati malam Pengerupakan.

Mereka juga sempat menikmati kedamaian Hari Suci Nyepi.

Baca: Kisah Wanda yang Berjalan dengan Bantuan Tangannya, Pernah Koma saat Usia 3,2 Bulan

Namun saat hendak tidur, sekitar pukul 22.00 Wita, istrinya meronta karena perutnya sakit.

Lantaran panik, dan tak ingin terjadi sesuatu pada anaknya yang masih di dalam kandungan, ia pun melaporkan kondisi istrinya ke pecalang setempat.

Setelah itu, sejumlah pecalang mengantarkan Rumarsa dan istrinya ke RSUD Sanjiwani.

"Jam 10 malam, perut istri saya sakit tak tertahankan. Pecalang langsung mengantarkan kami ke sini, tepat pukul 01.15 Wita, anak kami lahir. Astungkara lahir normal. Anak saya cewek. Ini anak pertama kami. Saya mengucapkan banyak terima kasih pada semua yang telah membantu, sehingga anak kami bisa lahir selamat," ujarnya penuh kebahagiaan.

Saat disinggung apakah anaknya akan dinamai ‘Sepi’, Rumarsa dan istrinya tertawa.

Rumarsa mengatakan, ia dan istrinya tidak akan memberikan nama ‘Nyepi’ atau ‘Sepi’.

Sebab ia takut nanti anaknya justru tumbuh menjadi anak yang kesepian.

"Hehehe, tidak lah sepi. Nanti suwung (kesepian)," ujarnya.

Kebahagiaan yang sama juga dirasakan Siti Aminah (50), yang tinggal di Banjar Belahpane Kelod, Desa Sidan, Gianyar.

Dia juga melahirkan anaknya saat Hari Suci Nyepi.

Namun dalam perjalanannya ke RSUD Sanjiwani, ia tidak diantarkan oleh pecalang.

"Saya langsung ke sini sama keluarga, kalau ada pecalang yang stop, kami bilang mau melahirkan. Syukur anak kami lahir selamat. Nanti sore sudah boleh pulang," ujarnya.

Direktur Utama RSUD Sanjiwani Gianyar, Ida Komang Upeksa mengatakan, selama perayaan Hari Suci Nyepi, tepatnya Kamis (7/3/2019) pukul 06.00 Wita sampai Jumat (18/3/2019) pukul 06.00 Wita, ada 11 bayi yang lahir di RSUD Sanjiwani Gianyar.

Pihaknya telah menyikapi kondisi ini sebelumnya, dengan menyiagakan dokter anak, bidan dan perawat sehingga setiap bayi yang akan lahir saat Nyepi, bisa lahir dengan selamat.

"Ada 11 bayi yang dilahirkan saat Nyepi, astungkara semua lahir selamat. Kondisi ini memang sudah disikapi setiap Hari Raya Nyepi," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Rumarsa Bahagia Putri Pertamanya Lahir Selamat, 11 Bayi Lahir saat Nyepi di RSUD Sanjiwani

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved