Selasa, 7 Oktober 2025

Cerita Pejuang Swadaya Bawang Putih di Kalisoro, Karanganyar, Survive di Tengah Serbuan Impor

Sudah puluhan tahun, Kelompok Taruna Tani Maju di Pancot, Kalisoro, Karanganyar, berjuang membudidaya komoditas Bawang Putih jenis Tawangmangu Baru.

Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/GARUDEA PRABAWATI
Kelompok Taruna Tani Maju di Pancot, Kalisoro, Karanganyar, berjuang membudidaya komoditas bawang putih jenis Tawangmangu Baru. 

(TribunSolo.com/Garudea Prabawati)

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sudah puluhan tahun, Kelompok Taruna Tani Maju di Pancot, Kalisoro, Karanganyar, berjuang membudidaya komoditas bawang putih jenis Tawangmangu Baru.

Ketua Kelompok Taruna Tani Maju, Bejo Supriyanto, mengatakan, mengisahkan, terkait perjuangan yang besar untuk membudidaya benih lokal bawang putih Tawangmangu Baru.

Pihaknya berkisah, dulu pernah jaya varietas bawang putih Tawangmangu Baru ini, hingga eksistensinya kian meredup karena adanya serbuan impor pada 1990-2000-an.

Namun pihaknya berujar, terus survive berjibaku dengan produksi bawang putih Tawangmangu Baru tersebut.

Hingga sampai di masa pemulihan produktivitas, sekitar tahun 2014, di mana harga komoditas tersebut semakin membaik.

"Di 2017, bawang putih konsumsi simpan kering di rumah dua minggu harganya menjadi Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram (kg)," katanya kepada TribunSolo.com.

Dan saat ini untuk benih bawang putih Tawangmangu Baru ini dapat melepasnya di harga Rp70 ribu per kilogram pada Desember 2017-Februari 2018.

Sementara itu, bersama Bank Indonesia Surakarta, dengan metode pengembangan bawang putih dobel kromosom, pihaknya optimistis hasil produksi akan lebih tinggi.

"Di mana bawang putih Tawangmangu Baru dibudidayakan lagi menjadi bawang putih Tawangmangu Super (Dobel Kromosom)," katanya.

Baca berita selengkapnya >>>>

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved