Selasa, 30 September 2025

Tradisi Leluhur Suku Dayak Wehea yang Masih Lestari, Tamu Disambut, dan Diberi Gelang Persaudaraan

Upaya melestarikan tradisi dan kebudayaan leluhur tetap dilakukan masyarakat pedalaman Kutai Timur ini sering ditampilkan pada momen-momen tertentu.

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Gadis Dayak Wehea menampilkan tarian penyambutan selamat datang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, KUTAI TIMUR - Masyarakat Suku Dayak Wehea, di Desa Adat Nehas Liah Bing, di Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur punya tradisi adat untuk menyambut tamu.

Masyarakat Dayak Wehea terus melestarikan budaya serta adat istiadatnya itu.

Diantaranya melestarikan upacara penyambutan tamu dan tari-tarian tradisional lainnya.

Upaya melestarikan tradisi dan kebudayaan leluhur tetap dilakukan masyarakat pedalaman Kutai Timur ini sering ditampilkan pada momen-momen tertentu.

Baca: Mencicipi Lezatnya Beang Bit Khas Desa Adat Nehas Liah Bing Kalimantan Timur

Seperti saat menyambut kedatangan Tim Ekspedisi Cerita dari Hutan yang diselenggarakan oleh Hutan Itu Indonesia (HII) di Halaman Gedung Pertemuan Desa Adat (Lamin), Kecamatan Muara Wahau, Kamis (6/12/2018).

Beberapa warga dari suku Dayak Wehea menampilkan tarian selamat datang dan upacara 'Nekeak' untuk menyambut tamu kehormatan.

Kepala Adat Suku Dayak Wehea, Ledjie Taq, 'Nekeak' adalah sebuah upacara adat untuk menyambut tamu-tamu masuk di kawasan Wehea.

Keripik pinang, telur ayam serta seekor ayam disiapkan diatas tampah.

Ledjie kemudian menyambut Tim Ekspedisi Cerita dari Hutan dan mempersilakan berdiri di atas tikar anyaman berwarna coklat dengan ukiran khas Dayak Wehea.

Masyarakat Suku Dayak Wehea, di Desa Adat Nehas Liah Bing, di Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur menggelar tarian selamat datang dan upacara Nekeak .
Masyarakat Suku Dayak Wehea, di Desa Adat Nehas Liah Bing, di Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur menggelar tarian selamat datang dan upacara Nekeak . (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Ledjie yang lengkap menggunakan pakaian khas Dayak Wehea lalu mengucapkan kalimat berbahasa Dayak.

Baca: Ekspedisi Cerita dari Hutan, Cara HII Memperkenalkan Hutan Pada Generasi Muda Indonesia

Sekitar tiga menit berbicara bahasa Dayak, ia lalu menarukan telur ayam diatas potongan bambu.

Ia juga menyembelih ayam. Darah ayam yang menetes lalu ditaruh disebuah piring. Darah ayam itu diambilnya menggunakan jempol dan diusapkan di dahi para Tim Ekspedisi Cerita dari Hutan.

Ledjie mempersilakan para gadis Dayak Wehea untuk mengikatkan gelang manek kepada para Tim Ekspedisi Cerita dari Hutan.

Gelang manek itu terdiri dari tiga buah manik-manik. 1 berwarna hitam. 2 berwarna merah. Serta tali yang berwarna merah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved