5 Temuan Polisi dalam Kasus Pedofilia Tulungagung, dari Isi Ponsel Sampai Cara Menjerat Bocah
Sebuah kasus pedofilia terhadap sejumlah bocah laki-laki terjadi di Tulungagung. Pelakunya, seorang pemilik cafe, menjerat korban dengan uang.
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kasus pedofilia terhadap sejumlah bocah laki-laki terjadi di Tulungagung, Jawa Timur.
Rony (45), seorang pemilik kafe di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, ditangkap polisi atas tudingan pedofilia atau mencabuli bocah laki-laki.
Sebelumnya polisi telah mendapat laporan warga, jika Rony kerap mencari anak laki-laki untuk diajak kencan.
Dalam penyelidikan polisi, Rony mengakui perbuatannya.
Ia mengakui telah mencabuli 3 bocah laki-laki.
Bagaimana kronologi terbongkarnya kasus ini, dan bagaimana cara Rony menjerat mangsanya?
Berikut 5 temuan polisi terkait kasus tersebut :
1. Berawal dari Nongkrong
Polisi sebenarnya banyak menerima laporan warga bila Rony merupakan pelaku pedofil.
Warga melaporkan Rony sebagai penyuka sesama jenis, dan kerap mempedaya anak-anak lelaki.
Tapi, polisi sulit mendapat bukti.
“Sejak enam bulan lalu sudah ada laporan. Selama itu pula polisi melakukan penyelidikan,” terang Kasubag Humas Polres Tulungagung, Sumaji, Minggu (21/10/2018).
Kasus ini akhirnya terungkap setelah polisi mendapat laporan dari seorang warga Kecamatan Boyolangu, yang anak laki-lakinya telah dicabuli oleh Rony.
Korban, awalnya nongkrong di cafe milik Rony.
Rony kemudian membujuk korban agar masuk ke kamarnya.
Di kamar itu, Rony mencabuli korban.
Dalam pemeriksaan, Rony masih mengaku 'hanya'ada 3 anak yang jadi korbannya.
2. Iming-iming Karaoke dan Uang
Perbuatan cabul itu dilakukan di café Cendana milik Rony.
Setelah itu Rony memberi uang kepada Tono sebesar Rp 100 ribu.
Tak hanya itu, Rony juga menjanjikan para mangsanya bisa ngopi gratis, sekaligus memakai fasilitas karaoke di cafe miliknya.
3. Kaos Korban Tertinggal
Polisi menyita sejumlah barang bukti terkait kasus pedofilia yang dilakukan Rony.
Di antaranya, sprei dan kaos korban yang tertinggal di rumah pelaku.
Polisi juga membawa tiga pemandu lagu yang selama ini bekerja di Cafe Cendana.
Ketiganya diduga mengetahui kejadian pencabulan Rony terhadap Tono.
4. Percakapan via Ponsel
Kekhawatiran polisi, iming-iming uang dan segala kemudahan yang ditawarkan Rony berhasil memperdaya banyak anak laki-laki.
Hal ini terungkap dari telepon genggam milik Rony yang disita.
Di dalamnya ada percakapan lewat aplikasi WhatsApp, dari sejumlah anak laki-laki.
Rata-rata mereka menggoda Rony, dan minta 'dipanggil'.
"Om Rony sombong, sekarang tidak pernah memanggil saya," demikian salah satu chat dari salah satu anak.
5. Pengalaman Masa Kecil
Dari pengakuannya kepada penyidik, Rony pernah menjadi korban pencabulan seorang laki-laki saat masih SD.
"Pengakuannya dia pernah dicabuli, kemudian orientasi seksualnya menjadi lebih ke sesama jenis," terang Kapolres Tulungagung, AKBP Tofik Sukendar, Senin (22/10/2018) siang.
Menurut kisah Rony, pencabulan itu terjadi saat dirinya tidur di sebuah rumah ibadah.
Dalam kondisi gelap, ada seorang laki-laki yang mendekatinya dari belakang.
Laki-laki yang tak dikenal itu kemudian mencumbu dan mencabulinya.
Karena kejadian itu Rony menjadi lebih bergairah dengan sesama laki-laki.
Meski masih menyukai perempuan, namun Rony lebih senang jika bersama laki-laki.
Rony diketahui sudah menikah, namun istrinya sudah 14 tahun bekerja di Taiwan. (*)