Gempa di Sulteng
Keluarga Gelar Upacara Mekingsan, Prosesi Simbolis Penguburan Jenazah Gus Maiz
Upacara adat Hindu Bali sudah digelar sejak beberapa hari lalu oleh pihak keluarga almarhum Brigadir I Gusti Kade Sukamiarta alias Gus Maiz (32).
TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Upacara adat Hindu Bali sudah digelar sejak beberapa hari lalu oleh pihak keluarga almarhum Brigadir I Gusti Kade Sukamiarta alias Gus Maiz (32).
Gus Maiz menjadi satu di antara sembilan korban krama Bali yang meninggal dalam bencana gempa Palu Sulawesi Tengah.
Hari ini, Kamis (4/10/2018), keluarga menggelar Upacara Mekingsan di Pertiwi, di setra Banjar Kebebeng Desa Mendoyo Dangin Tukad, Mendoyo Jembrana.
Ayahanda Gus Maiz, I Gusti Kade Sukadana menuturkan, sempat menginformasikan kepada wartawan bahwa upacara yang digelar keluarga ialah pelebonan (ngaben).
Namun, sejatinya upacara yang digelar ialah Mekingsan di Pertiwi atau prosesi simbolis penguburan.
Baca: Bayi yang Dibuang dari Lantai 3 Mal Dirawat di RS Harapan, Biayanya Ditanggung Polres Magelang Kota
"Nah, tanggal 10 (Oktober) ini akan ada ngerorasin. Setelah itu baru pengabenan atau pembakaran (waktu belum bisa ditentukan)," ucap Sukadana kepada wartawan saat ditemui di setra.
Mekingsan di Pertiwi merupakan simbolis pemakaman, meskipun tidak ada jenazah korban atau Gus Maiz.
Hanya simbolis berupa banten dan beberapa perlengkapan sebagai bagian dari Upacara Pelebonan.
Hanya saja, nantinya pada tanggal 10 Oktober 2018 pihaknya akan menggelar lagi Upacara Ngerorasin.
"Upacara Ngerorasin tidak jauh berbeda dengan upacara hari ini untuk prosesinya. Intinya memberikan doa secara adat, supaya diterima dengan baik oleh Sang Pencipta," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Keluarga Gus Maiz Gelar Upacara Mekingsan di Pertiwi di Setra Banjar