Gempa di Sulteng
KPU Tunggu Laporan Peserta Pemilu Terkena Dampak Bencana di Sulteng
"Belum ada laporan resmi dari KPU Sulteng terkait dengan korban yang kebetulan menjadi caleg. Nanti, kami tunggu laporannya," ujarnya
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia masih menunggu data peserta pemilu yang menjadi korban akibat gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Apabila terdapat peserta pemilu menjadi korban dari bencana alam tersebut, maka pihak lembaga penyelenggara pemilu itu berdasarkan ketentuan perundang-undangan dapat meminta kepada partai politik untuk melakukan pergantian.
Baca: Pengamat Sarankan KPU Buat Aturan Tak Ada Atribut Politik dalam Bantuan Bencana
"Belum ada laporan resmi dari KPU Sulteng terkait dengan korban yang kebetulan menjadi caleg. Nanti, kami tunggu laporannya," ujar Komisioner KPU RI, Wahyu Setiawan, Selasa (2/10/2018).
Dia menjelaskan, pada prinsipnya KPU RI melayani peserta pemilu dari calon anggota DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Sehingga, dia menegaskan, KPU tidak mungkin merugikan kepentingan parpol.
Kepentingan parpol selama pemilu, kata dia, adalah mencalonkan anggota di dewan perwakilan. Apabila terdapat kejadian yang luar biasa tentu regulasi sudah mengantisipasi hal tersebut.
Untuk itu, dia meminta perwakilan parpol atau liaison officer (LO) memantau keberadaan caleg di daerah terdampak bencana. Jika terdapat situasi darurat, maka dia meminta agar menghubungi KPU RI.
"Jadi, caleg yang meninggal dunia memungkinkan untuk diganti oleh parpol yang mengusung," kata dia.
Namun, sampai saat ini, dia mengaku belum menerima laporan resmi dari KPU Provinsi Sulawesi Tengah mengenai caleg di wilayah itu yang menjadi korban bencana alam. Begitu juga dari parpol yang belum melaporkan.
Sedangkan, untuk data kepemiluan, dia menegaskan, data sudah dikirim melalui berbagai sistem informasi yang dikelola KPU RI. Salah satunya sistem informasi pencalonan (SILON) yang memuat data pribadi calon anggota legislatif.
Baca: BNPB Sebut 61.867 Orang Mengungsi Di 109 Titik di Sulteng
Hanya saja, dia menambahkan, kemungkinan terjadi kerusakan bangunan yang dipergunakan sebagai kantor lembaga penyelenggara pemilu itu di wilayah terdampak gempa.
"Sudah. Jadi data itu sudah bisa dikirim berbagai teknologi. Yang rusak bangunan, tetapi perangkat lunak berupa data, dokumen, itu aman. Jadi data itu sekarang bisa dikirim lewat berbagai teknologi jadi yang rusak mungkin hanya bangunannya. Perangkat lunak berupa data dokumen itu aman," tambahnya.