BPBD: Gempa 5,6 SR di Yogya Terasa Sampai Kediri
Gempa magnitudo 5,8 mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (29/8/2018) pada pukul 01.36 WIB, turut dirasakan oleh masyarakat Kediri, Jawa Timur.
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Gempa magnitudo 5,8 mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (29/8/2018) pada pukul 01.36 WIB, turut dirasakan oleh masyarakat Kediri, Jawa Timur.
Menurut update dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa 5,8 SR ini bersumber di 112 km barat daya Gunung Kidul, DIY.
Dengan kedalaman 10 km dan tidak berpotensi tsunami.
Menanggapi informasi BMKG di Twitter, akun BPBD Kota Kediri turut memberikan komentar.
"Terasa sampai Kediri," tulis BPBD Kota Kediri, Rabu (29/8/2018).
Warga Bunyikan Kentungan
Warga Dusun Petir, Srimartani, Piyungan, Bantul berhamburan ke luar rumah.
Bunyi kentungan pun terdengar tak lama setelah gempa mengguncang wilayah Jogja Rabu dinihari tadi.
Hal yang sama dilaporkan dari wilayah Panggungharjo, Sewon, Bantul.
Warga ke luar rumah setelah gempa menggetarkan dinding-dinding rumah mereka.
Baca: Empat Perempuan Terlibat Video Dewasa Libatkan Anak-anak Diganjar 3 Tahun Penjara
"Tadi getarannya terasa. Saya langsung lari dan menyelamatkan diri," tutur Agus, warga Sewon.
Rumah Belum Tahan Gempa
Prof Sarwidi, pakar kegempaan sekaligus pemilik museum gempa Sarwidi menuturkan selama ini mayoritas konstruksi rumah yang dibangun kebanyakan masyarakat, khususnya di wilayah DIY, masih tergolong seadanya.
Menurut Pengarah BNPB RI ini, masyarakat belum memiliki perhatian untuk membuat rumah yang tahan gempa.
Kebanyakan masyarakat masih lebih mementingkan keindahan dan estetika desain semata.
"Dengan kemampuan finansial yang terbatas, mayoritas orang menginginkan bangunan yang besar dan indah, sehingga kekuatannya dikorbankan. Tulangan-tulangannya kurang, tembok dalam tidak bagus, tapi yang penting kelihatan mentereng," katanya disela penyerahan alat peraga fisik sederhana Simulasi Ketahanan Gempa Bangunan (Simutaga) kepada BPBD DIY di Media Center, Selasa (28/8/2018).
Hal itu menurutnya yang akan berbahaya jika terjadi gempa yang dapat datang sewaktu-waktu.
Dalam bencana alam gempa, menurutnya, munculnya korban jiwa bukanlah akibat dari gempanya namun justru akibat dari konstruksi bangunan yang rapuh sehingga mudah roboh saat terkena goncangan gempa.
Baca: Sudah 11 Hari Pensiunan TNI AL Menghilang, Hanya Bawa Uang Rp 30 Juta
Itulah yang menjadi keprihatinannya, sehingga melalui alat simulasi yang dihibahkan kepada BPBD DIY dapat sedikit memberikan edukasi dan gambaran mengenai proses kegempaan serta konstruksi bangunan yang aman dan baik untuk masyarakat dalam hal menahan gempa.
Selain itu, dia juga mengajak masyarakat untuk mulai sadar dan peduli terhadap konstruksi bangunan terlebih hunian keluarga dan masyarakat umum.
"Harapan kami, adanya sosialisasi melalui BPBD DIY nanti, masyarakat bisa menuju ke arah sana. Kalaupun tidak, ya mungkin anak-anaknya, atau generasi muda yang tahu," tambah Guru Besar UII Yogyakarta tersebut. (TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Gempa Jogja Terasa Hingga Kediri