Mendes PDTT Pastikan Sudah Tidak Ada Lagi Desa Tertinggal Di Bali
"Di Bali sudah tidak ada. Jadi sejak adanya dana desa tiga tahun ini, desa tertinggal di Bali sudah tidak ada
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menyebut di Provinsi Bali sudah tidak ada lagi desa tertinggal.
Hasil itu, kata Eko, sesuai dengan hasil kerja pemerintah selama tiga tahun terakhir dalam mengelontorkan dana desa yang meningkatkan desa tertinggal menjadi desa yang berkembang.
Hal itu disampaikan Mendes Eko saat ditemui dalam kunjungan kerjanya di Denpasar, Bali, Senin (7/5/2018).
"Di Bali sudah tidak ada. Jadi sejak adanya dana desa tiga tahun ini, desa tertinggal di Bali sudah tidak ada," kata Eko.
Mendes Eko menerangkan, salah satu upaya yanh dilakukan untuk meningkatkan desa tertinggal dengan mengembangkan potensi desa wisata.
Terlebih, Kementrian Desa PDTT terus bekerja sama dengan Kementrian Pariwisata serta pihak swasta guna meningkatkan potensi wisata di kawasan Bali.
Selain itu, menarik wisatawan lokal maupun mancanegara yang terus berkembang setiap tahunnya.
"Misalnya opsi-opsi digunakan dana desa billing dengan internasional chance sehingga mereka tidak kesulitan mencari pemasaran, ecommers bisa juga menujang pariwisata seperti di Banyuwangi, disitu ada Banyuwangi mall, Rp 1 juta, masyarakat bisa dapatkan apa saja wisatanya disana," papar Eko.
Sementara itu, Yayasan Desa Wisata Nusantara (Dewisnu), Mangku Kardia mengatakan, dana desa yang dikucurkan untuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sangat membantu masyarakat di desa wisata.
Terlebih, sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah khususnya desa terus digencarkan melalui dana desa.
"Bumdes sangat luar biasa. Itu sangat memperkuat sekali. Kami misalnya membuat destinasi River di sungai kebanyakan sungai-sungai di Bali kami bersihkan itu alasannya supaya masyarakat tidak membuang sampah disungai,"
"kalau sungai kotor pantai-pantai kami akan kotor karena hulunya dan itu perangkat desa sudah siap menyediakan Rp 100 sampai Rp 200 juta melalui dana desa tersebut," papar Mangku Kardia.