Senin, 6 Oktober 2025

Cuaca Panas dan Terik di Bali Terjadi Akibat Gerak Semu Matahari

I Made Sudarma Yadnya, mengatakan secara umum untuk kondisi panas dan gerah seperti saat ini biasa terjadi setiap tahunnya.

Editor: Dewi Agustina
Nova
Ilustrasi Cuaca Panas 

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menjelaskan mengapa cuaca panas dan terik terjadi di wilayah Bali akhir-akhir ini, Sabtu (14/4/2018).

Disebutkan, salah satu penyebabnya adalah gerak semu matahari.

Forecaster BMKG Wilayah III Denpasar, I Made Sudarma Yadnya, mengatakan secara umum untuk kondisi panas dan gerah seperti saat ini biasa terjadi setiap tahunnya.

Hal ini disebabkan oleh gerak semu matahari pada bulan Maret-April posisi matahari sekitar equator, sehingga akumulasi panas masih tinggi di wilayah sekitarnya termasuk Bali.

Sudarma juga menyampaikan kondisi cerah dan sedikit awan juga menyebabkan intensitas energi sinar matahari langsung ke bumi tanpa halangan.

Baca: Kronologis Tertangkapnya Pasangan Mesum di Masjid, Sempat Izin Pinjam Kunci Ruang Kendali CCTV

Saat ini wilayah Bali memasuki musim peralihan/pancaroba dari musim hujan ke kemarau dimana angin bertiup dari Timur-Tenggara yang membawa masa udara kering dari Australia (melewati wilayah Bali khususnya) menuju Asia.

"Panas matahari yang disertai masa udara kering dan masih lemahnya angin bertiup menyebabkan kondisi panas terasa menyengat dan gerah," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Bagian Humas BMKG Indonesia Hary Djatmiko.

Dikatakan, tak hanya wilayah Bali, cuaca panas dan terik juga melanda Jawa hingga Nusa Tenggara dalam beberapa hari ini.

Namun fenomena cuaca panas dan terik merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.

"Kejadian cuaca panas dan terik lebih sering terjadi pada bulan-bulan transisi/pancaroba dan bulan-bulan puncak musim kemarau," katanya belum lama ini.

Baca: Akhir Kisah Pasangan Kekasih Bakar Diri, Sang Pria Akhirnya Meninggal

Ia menjelaskan, faktor-faktor yang memengaruhi kondisi tersebut, di antaranya, meliputi gerak semu matahari yang saat ini berada di sekitar khatulistiwa dan gerak menuju ke belahan bumi utara atau sebaliknya, yaitu sekitar 21-22 Maret dan 22-23 September.

Saat itu matahari berada tepat di atas khatulistiwa sehingga pancaran sinar matahari dan radiasi matahari yang masuk cukup optimum.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved