Seru! Warga Tulungagung Berebut Gogo, 5 Kwintal Ikan Habis Dalam Sekejap

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Sebuah ladang di Desa/Kecamatan Ngantru disulap menjadi empang dadakan, pada Minggu (1/4/2018) siang.

Di dalamnya diisi air sekitar 30 sentimeter.

Di empang ini kemudian dilepas lima kwintal berbagai jenis ikan, mulai dari lele, gabus, dan belut.

Sementara di pinggir empang ini telah bersiap ratusan orang, mulai dari orang tua hingga yang masih anak-anak.

Belum selesai aba-aba dibunyikan, warga bergegas menyerbu ke tengah empang.

Mereka berusaha menangkap ikan yang sudah dilepaskan dengan tangan kosong, atau istilah tradisionalnya disebut gogo.

Lomba gogo ini diadakan oleh bupati nonaktif, Syahri Mulyo. Warga berlomba-lomba menangkap ikan yang sudah dipasangi pita, kuning, hijau dan merah. Sebab masing-masing pita dihargai dengan uang oleh panitia.

“Mungkin pitanya lepas ini. Dapat begini banyak ikan tapi tidak ada yang ada pitanya,” ucap seorang warga bersama Supriyanto.

Awalnya hanya tiga kwintal ikan yang dilepas. Hanya dalam waktu sekitar 30 menit, ikan langsung habis ditangkap warga. Syahri kemudian menambahkan lagi dua kwintal ikan.

Lagi-lagi dalam waktu singkat ikan lagi-lagi habis ditangkap. Namun hanya sedikit warga yang bisa menangkap belut. Ikan yang seperti ular ini lihai berlarian di dalam air yang sudah berubah menjadi lumpur.

“Yang selamat belutnya. Habis ini pasti berkembang biak jadi banyak,” ucap warga lainnya.

Syahri Mulyo mengatakan, gogo ikan merupakan cara menangkap ikan secara tradisional.

Dengan tangan kosong orang mampu memangkap ikan. Gogo membutuhkan kedisiplinan, kejelian dan pikiran yang fokus.

“Sebenarnya gogo juga sebuah filosofi. Bahwa dengan kedisiplinan, kejelian, keuletan dan pikiran yang fokus tujuan akan tercapai,” ujar Syahri.

Selain itu lomba gogo juga sebuah semangat untuk membangkitkan nilai tempo dulu.