Jumlah Nasabah Bank di Kediri yang Tabungannya Hilang Misterius Bertambah Lagi
Polisi turun menyelidiki kasus dugaan pembobolan tabungan milik puluhan nasabah bank di Ngadiluwih, Kabupaten Kediri
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Polisi turun menyelidiki kasus dugaan pembobolan tabungan milik puluhan nasabah bank di Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, yang diduga dilakukan sindikat luar negeri.
Terbaru, jumlah nasabah di kantor unit cabang Ngadiluwih yang dirugkan bertambah 16 orang lagi menjadi 33 nasabah
Kapolres Kediri, AKBP Erick Hermawan mengatakan pihaknya telah mengantongi data nasabah yang mengalami pengurangan saldo tabungan. Pihaknya belum dapat memastikan berapa jumlah total nominal pada seluruh nasabah.
"Sesuai data dari kami ada 33 nasabah, mengenai jumlah belum dirinci," tuturnya, Selasa (13/3/2018).
Informasinya, tidak semudah itu untuk meretas data nasabah Bank. Apalagi, kumpulan data nasabah itu sangat terlindungi dari akses luar (secret).
Hampir tidak mungkin data nasabah dapat bocor ke publik. Pasalnya, data-data nasabah tersebut dilindungi oleh sistem keamanan Bank (Private Network) seperti fungsi Firewall yang mengakomodir dan melindungi data dari serangan pihak luar. Saking terjaga rahasianya, hanya satu orang yang dipercaya mempunyai akses melihat data nasabah yaitu Kepala Kantor Cabang .
Namun, kejahatan Perbankan ini yang diduga dilakukan oleh sindikat memungkinkan meretas data dari nasabah saat transaksi di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Ini diungkapkan Dedi Kusnadi, Pimpinan Bank di Kediri menyatakan jika yang menimpa nasabahnya adalah kejahatan Skimming.
Skiming merupakan kejahatan Perbankan yang menguras tabungan nasabah itu bermula dari transaksi tunai maupun non tunai di mesin ATM. Pelakunya, memasang alat yang merekam transaksi nasabah di luar mesin ATM. Alatnya begitu canggih, disebut Skimmer.
Dikatakan Erick, penyelidikan terkait kasus ini belum mengarah pada tindakan kejahatan Skimming yang ditengarai melibatkan sindikat Internasional.
"Belum ada bukti yang mengarah ke Skimming. Kami masih melakukan penyelidikan bersama tim bank," jelasnya.
Sedangkan, dikatakan Erick, pihaknya telah mendatangi kantor Unit Cabang Ngadiluwih untuk menyelidiki kasus ini.
Sebagai tindakan preventif pihaknya telah berkoordinasi untuk memeriksa seluruh mesin ATM di wilayah Ngadiluwih.
"Kami memeriksa sejumlah saksi para nasabah Bank yang mer asa terdebet untuk dimintai keterangan," ungkapnya.
Ditambahkannya, pihaknya telah berkoordinasi bersama petugas bank Kantor Wilayah (Kanwil). Sebagai langkah antisipasi diimbau untuk warga atau nasabah melakukan cek saldo tabungan.
"Apabila diperlukan lakukan pengecekan dan ubah PIN ATM secara berkala," imbuhnya.
Seperti yang diberitakan, kasus kejahatan Perbankan pembobolan rekening tabungan pada kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menimpa nasabah bank di Kabupaten Kediri.
Puluhan nasabah bank di Ngadiluwih yang menjadi korbannya.
Dedi Kusnadi, pimpinan bank di Kediri membenarkan adanya kejahatan pembobolan rekening tabungan melalui ATM milik nasabah. Pihaknya telah mendata nasabah yang menjadi korban guna melakukan pengkajian untuk dilaporkan ke kantor pusat.
Kejahatan ini adalah Skimming yakni penyadapan data nasabah yang diduga bocor saat transaksi di kartu ATM.
Berdasarkan keterangan korban yang menerima pesan singkat nilai transaksi tidak dalam bilangan bulat yakni ada tiga angka dibelakang koma (Bank Konversi). Hal itu memperkuat asumsinya yang menduga jika kejahatan ini dilakukan diluar negeri.
Kejadian ini telah dilaporkan ke kantor pusat dan mengenai angka dibelakang koma saat penarikan itu adalah konversi kurs dollar atau mata uang asing lainnya yang diduga penarikan dana dilakukan di luar negeri.