Pilgub Jawa Barat
Atalia: Ada Saya Kang Emil Semangat Saat 'Blusukan'
Atalia merasa senang dapat berbarengan jadwalnya dengan suaminya, Ridwan Kamil seperti saat berkampanye di Cirebon.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Dalam percaturan politik pemilihan kepala daerah, khususnya pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2018, peran perempuan yang menjadi istri kandidat masing-masing calon seringkali luput dari perhatian.
Namun berbeda dari istri-istri calon gubernur lainnya, boleh dibilang peran Atalia Praratya atau Atalia Ridwan Kamil, istri cagub Ridwan Kamil ini terlihat paling menonjol dalam membantu kampanye pasangan nomor urut satu, Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum (RINDU).
Para istri biasanya hanya menjadi pendamping para calon dalam acara-acara kampanye yang seringkali sifatnya seremonial. Namun berbeda dengan istri calon gubernur yang lain, Atalia yang juga kerap disapa ‘Si Cinta’ ini punya jadwal 'blusukan' dan tim kampanye sendiri, yang terpisah dari sang suami. Atalia dengan luwes ikut 'blusukan' dan mendengarkan keluhan masyarakat.
Ia pun tidak canggung saat harus berbicara di depan publik. Meski begitu, ia juga merasa senang dapat berbarengan jadwalnya dengan suaminya, Ridwan Kamil seperti saat berkampanye di Cirebon kemarin.
“Senang banget, sebagai istri yang biasanya 'blusukan sendirian', karena saya 'blusukan' di titik-titik yang berbeda, hari ini bisa mendampingi Kang Emil kampanye. Kehadiran saya membuat Kang Emil semakin bersemangat,” ujarnya.
Peran penting istri menurut Atalia sangat penting dalam masa kampanye ini. Bukan hanya untuk merangkul lebih banyak warga, namun juga menjadi tempat suami menyampaikan keluh kesah dan curahan hati.
“Kehadiran saya itu sebenernya tidak selalu untuk urusan bagaimana agar Kang Emil bisa merangkul lebih banyak warga, tapi juga bagaimana saya menempatkan diri sebagai seorang pendengar yang baik bagi Kang Emil," ungkapnya. Pasalnya, ditambahkan Atalia, setiap orang butuh seseorang sebagai tempat berbagi.
"Sebagai suami, Kang Emil tentu membutuhkan saya sebagai tempat berbagi cerita, karena Kang Emil dalam perjalanan itu selalu cerita, apa sih yang harus dilakukan kedepan, program-program tambahan, mimpi-mimpi apa yang ingin ia wujudkan jika terpilih sebagai gubernur nantinya,” lanjut Atalia.
Selain sebagai amunisi penambah semangat, kehadirannya juga bisa adalah untuk mewakili Kang Emil saat Kang Emil tidak bisa hadir di suatu tempat karena jadwal kampanye yang padat.
“Satu hal, karena jadwal Kang Emil cukup padat, ternyata saya bisa mewakili beliau untuk datang ke tempat-tempat yang tidak memungkinkan buat Kang Emil hadir dari segi waktu. Seperti di desa gerabah tadi, ada warga yang sudah siap berkumpul, tapi Kang Emil tidak memungkinkan karena waktunya sudah harus ke tempat lain, jadi saya bisa masuk kesana, sedikit mengobati masyarakat agar tidak kecewa,” katanya.
Atalia memahami bahwa dalam masa Pilkada ini tantangan yang dihadapi Kang Emil cukup berat dan penuh dengan tekanan. Meski begitu, ia tetap berusaha mendorong agar seluruh tim pendukung kampanye tetap solid dan bersemangat.
Menurutnya soliditas tim kampanye dimulai dari keluarga. “Pemilu ini sangat berat ya, saya salut kepada kandidat manapun baik itu calon Bupati, Walikota, Gubernur, sampai Presiden, ini momen yang tidak mudah, maka oleh karena itu, peran tim sangatlah penting. Nah soliditas tim itu berawal dari keluarga, tidak hanya istri tapi juga orang tua, kakak-adik dan anggota keluarga lainnya," tegasnya.
Terlebih, peran istri menurut Atalia menjadi penting karena harus senantiasa menjadi yang pertama dalam mendukung suami menghadapi masa-masa berat dan penuh tekanan ini. Oleh karena itu, Atalia juga senantiasa mengapreasiasi peran para istri, dalam mendukung kegiatan para suami.
Atalia mengaku, keikutsertaanya dalam kegiatan kampanye ini adalah inisiatif dirinya dan tidak ada paksaan dari Kang Emil untuk ikut terjun membantu sosialisasi. Keikutsertaannya dalam kampanye merupakan bukti rasa cintanya kepada suami yang datang dari hati. Selian itu, 'blusukan' menurut Atalia adalah kegiatan kesukaannya.
“Sejak 2013 ketika Pilwalkot saya sudah terbiasa. Saya melakukan ini (blusukan) dari hati, jadi bukan karena terpaksa tapi saya suka, saya istri walikota jadi saya terbiasa untuk blusukan kemana-mana, saya terbiasa untuk berbicara di depan publik, saya terbiasa untuk turut terlibat dalam memahami persoalan yang ada di masyarakat," ungkapnya.