Demi Belikan HP Untuk Sang Anak, Seorang Ibu di Surabaya Rela Menjual Ginjalnya
Ia dipergoki petugas ketika sedang duduk di emperan Mal City of Tomorrow (Cito) sambil memegang potongan kardus
“Saya tidak bisa sebutkan nominalnya. Yang jelas bisa meringankan. Alhamdulillah hidup saya sudah tenang,” sambungnya.
Ita juga menyayangkan tidak hadirnya pihak Erwin saat ada pertemuan di RSSA.
Hingaa Kamis siang, Ita mengaku tidak menjaling komunikasi dengan Erwin.
Ita sendiri sudah menganggap kalau Erwin adalah saudaranya.
Pasalnya, satu ginjalnya sudah berada di dalam tubuh Erwin.
“Dengan Pak Erwin, saya sudah pasrah tidak mau nuntut. Tapi manusia tetap berharap agar beliau ingat saya. Doa terbaik dari saya semoga bisnisnya lancar. Ginjal saya satu di dia. Dia saudara saya,” harap Ita.
Ke depan, Ita berencana akan membuka warung untuk memulai usaha.
Ia juga mengurungkan niatnya untuk bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.
Ia mempertimbangkan faktor kesehatan jika harus bekerja di luar negeri.
Empat hari pasca perdamaian itu, Ita mencabut laporannya diPolres Malang Kota.
Ia juga mengatakan sempat diperiksa polisi dari Polda Jatim di kantor Kelurahan Temas.
Dalam pemeriksaan itu, polisi masih menanyakan cerita awal proses transplantasi hingga akhirnya kesepakatan damai.
Dari catatan SURYAMALANG.COM, proses pemeriksaan kasus dugaan jual beli organ ginjal ini masih dilakukan di Polres Malang Kota setidaknya sampai minggu lalu.
Pada 9 Januari 2018 Polres Malang Kota mengagendakan memeriksa dua orang dokter dari RS Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Keduanya adalah dr Atma Gunawan dan dr Rifai.