Sabtu, 4 Oktober 2025

Suka Duka Personel Satgas Pengamanan Perbatasan: Cuaca Berkabut, Drop Logistik dari Heli Jatuh

Memasuki hari 14 sejak melakukan patroli pada 15 Januari 2018, personel melaporkan stok lauk pauk hanya cukup untuk dua hari.

Editor: Hendra Gunawan
Istimewa
Suplai logistik melalui helikopter kepada personel Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia Batalyon Infanteri 621/Manuntung. 

TRIBUNNEWS.COM -- MEMASUKI hari kesepuluh dari target perjalanan patroli selama 30 hari di blank post area perbatasan Indonesia-Malaysia, personel Satgas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infanteri 621/Manuntung mulai kekurangan logistik. Kecuali beras yang masih bisa untuk dikonsumsi selama 10 hari, persediaan lauk pauk hanya mampu bertahan dua hari.

"Kami merencanakan cukup logistik untuk 25 sampai 30 hari. Namun hari ke-10 logistik menipis," ujar Komandan Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia- Malaysia Batalyon Infanteri 621/Manuntung, Letkol Infanteri Rio Neswan, Rabu (21/2/2018).

Memasuki hari 14 sejak melakukan patroli pada 15 Januari 2018, personel melaporkan stok lauk pauk hanya cukup untuk dua hari.

"Empat hari kemudian baru saya suplai. Jadi mereka sudah dua hari hanya makan nasi dan garam saja," ujarnya.

Hari ke-17, Rio Neswan menumpang helikopter untuk menyuplai logistik kepada sembilan personel yang sedang patroli itu.

"Saya sampaikan melalui telepon satelit yang mereka bawa, coba cari posisi untuk suplai logistik. Akhirnya mereka bilang, ada tempat yang agak terbuka, tetapi mereka harus mundur sekitar 3 Km dari Patok C200 ke Patok C141," ungkap Rio.

Baca: Hilang Saat Menuju RSUP Kariadi Semarang, Perawat Cantik Ini Ditemukan di Surabaya

Sayangnya saat helikopter sudah berada di sekitar lokasi drop logistik yang direncanakan, situasi di darat berkabut.

Heli terus berputar-putar terbang rendah di sekitar lokasi yang sudah ditentukan. Namun upaya menemukan personel yang sedang melakukan patroli belum membuahkan hasil.

"Kami lama terbang rendah, sampai indikatornya sudah kuning. Saya disampaikan oleh pilot, ini tidak bisa lama-lama terbang rendah. Dalam waktu lima menit lagi bisa crashes helinya," tuturnya.

Akhirnya Rio mengambil keputusan untuk mendrop logistik dalam delapan kemasan. Logistik di drop ke posisi yang kelihatan agak terang dengan membuangnya dari udara.

"Kami buang dari ketinggian sekitar 10 meter. Ada 250 kilogram logistik yang kami buang," ujarnya.

Setelah mendrop logistik, Rio mengirimkan koordinat melalui telepon satelit yang dibawa personel yang sedang melakukan patroli. Untuk meyakinkan, Rio juga sempat menanyakan kepada pilot, apakah lokasi tempat mendrop logistik tidak berada di Malaysia?

Saat helikopter landing di Tarakan, ada telepon masuk. Saat itu, personel di lapangan memberikan koordinat.

"Waktu dalam perjalanan tidak dapat sinyal. Kebetulan di Tarakan ada staf logistik dia yang menerima SMS, karena mereka ini tidak selalu hidup teleponnya. Mereka yang selalu menghubungi kita," kata Rio.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved