Pukul Sopir Angkot karena Lecehkan Istrinya, Suami Korban Malah Harus Alami Ini
Pelaku pelecehan berinisial AA asal Kelurahan Ekasapta tetap menikmati kebebasan di luar tahanan
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Feliks Janggu
TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA - Pepatah ini sangat cocok melukiskan nasib yang dialami Ignasius Nyoliung Weeoseke (22), pemuda asal Kelurahan Weri, Kota Larantuka, Flotim.
Meluapkan kemarahan terhadap terduga pelaku pelecehan terhadap istrinya di angkutan kota, malah berujung ia ditahan di sel tahanan Mapolres Flotim.
Pelaku pelecehan berinisial AA asal Kelurahan Ekasapta tetap menikmati kebebasan di luar tahanan.
Polisi masih menyelidiki dugaan tindak pelecehan oleh pelaku AA.
"Kami minta polisi tahan pelaku. Jelas-jelas ia telah melecehkan anak saya (anak mantu, Red)," curahan hati Fransiska Tete Diaz, ibunda dari korban Dian kepada Pos Kupang.Com, Kamis (22/2/2018)..
"Di tanah Lamaholot ini, jangan omong perkosaan, ganggu istri orang saja pemali dan saya sangat sedih," cerita Tete Diaz.
"Jelas-jelas dia bawa putar berulang-ulang anak saya di angkot, untuk apa? Minta penumpang lain turun, rayu anak jalan berdua untuk apa?" kata Tete Diaz.
Tete Diaz menyesalkan pengalaman anaknya yang tidak mendapat penghormatan di hadapan penyidik kepolisian Polres Flotim.
Baca: Gusti Rosaline Ocha Tunjukan Bekas Penganiayaan Oleh Mantan Sekjen Partai NasDem
"Sebagai seorang perempuan dan seorang ibu, saya sangat sedih. Kalau itu terjadi pada saudari mereka, terhadap istri mereka, apakah mereka tidak akan marah?" kata Tete Diaz didampingi suaminya.
"Apakah tunggu diraba, tunggu diperkosa baru kasus bisa diproses?" tanya Tete Diaz.
Tete Diaz mengungkapkan dirinya telah 10 kali menemui keluarga terduga pelaku pelecehan untuk membicarakan jalan damai untuk kasus pemukulan.
Niat baik itu tidak direspon keluarga terduga pelaku pelecehan. Sementara kasus pelecehan terjadap Diana anaknya, pelaku pelecehan belum juga ditangkap.
"Untuk kasus pemukulan polisi cepat sekali tangkap. Kasus pelecehan mereka biarkan pelakunya berkeliaran. Kita minta keadilan," kata Tete Diaz.