Jumat, 3 Oktober 2025

Pengunggah Postingan Penganiayaan Santri di Garut Tidak Bermaksud Meresahkan Warga

Beredar di media sosial yang terjadi pada Sabtu (3/2/2018), seorang santri bernama Abdullah mengalami penganiayaan hingga penebasan

Editor: Hendra Gunawan
Kompas.com/ERICSSEN
Ilustrasi penganiayaan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Pimpinan Pondok Pesantren Al Futuhat, Ahmad Syatibi menjelaskan, unggahan foto dugaan penganiayaan seorang santri di Kadungora, Kabupaten Garut, dilakukan bukan berniat untuk meresahkan masyarakat.

‎Beredar di media sosial yang terjadi pada Sabtu (3/2/2018), seorang santri bernama Abdullah mengalami penganiayaan hingga penebasan menggunakan senjata tajam di Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora.

Baca: Memprihatinkan, Catatan Merah Siswa Penganiaya Guru Hingga Akhirnya Tewas

Ahmad mengatakan‎, pada Sabtu (3/2/2018) malam, ia mengaji bersama para santri,‎ kemudian melihat santri tersebut masuk ke dalam ruangan.

"‎Saya tidak tahu persis, tetapi anak itu mengaku telah dianiaya," kata Ahmad di Mapolres Garut, Jalan Jend Sudirman, Kota Garut, Rabu (7/2/2018).

Setelah melihat kondisi anak tersebut, ia segera memposting ke salah satu jejaring sosial agar kejadian dugaan penganiayaan santri tidak terulang.

Akibatnya, para pengguna jejaring sosial, terutama para santri menganggap kejadian itu benar terjadi dan dikaitkan dengan peristiwa yang saat ini tengah ramai.

"Saya tidak berniat menyebarkan hoaks," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved