Kisah Warga Bantul Tak Bisa Turun dari Pohon Jati yang Terpaksa Dipanggilkan Tim Evakuasi
Rabu (24/1/2018) siang warga sekitar Kedaton, Pleret, Bantul berkerumun di lahan kosong seberang Museum Pleret.
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA -Tenaga gabungan dari SAR Bantul, petugas Damkar Bantul, Koramil beserta aparat kepolisian Polsek Pleret tampak bersiaga di lokasi lengkap dengan kendaraan operasional.
Tak ada kebakaran, bencana longsor atau evakuasi korban banjir di tempat tersebut. Padahal suasana begitu serius.
Warga setempat yang berada di lokasi juga mengeluarkan raut muka was-was seperti takut akan terjadi sesuatu yang buruk. Kerap kali mereka menengadah ke atas.
Ternyata, ada warga 55 tahun sedang terjebak di atas pohon jati.
Namanya Imam Sujono yang merupakan warga setempat. Posisinya nyaris sampai pucuk pohon dengan ketinggian kisaran 10 meter.
Kala itu, Imam tampak memeluk batang pohon tersangkut di cabang berukuran besar.
"Tadi Pak Imam manjat pohon mau ngrenceki (memangkas) dahan pohon jati, karena akan dibangun rumah dekat pohon, baru beberapa menit sampai atas dia mengeluh pusing, lalu teriak dari atas, badannya lemas dan gemetaran," kata Ahmad, salah satu pekerja bangunan di sekitar lokasi.
Ahmad bersama warga berinisiatif untuk memasang tangga darurat diikat di batang pohon jati.
Warga sempat berupaya mengevakuasi Ahmad dengan naik ke atas pohon namun akhirnya kesulitan karena keterbatasan alat bantu.
Sementara dua kasur busa sudah disiapkan di bawah pohon.
"Kami kesulitan mengevakuasi Pak Imam, lalu warga meminta bantuan polisi je polsek pleret, sementara Pak Imam sudah diikat oleh salah satu warga dengan batang pohon supaya tidak jatuh jika pingsan, soalnya waktu di atas dia sempat tidak sadarkan diri," kata Ahmad.
Hanya beberapa menit, relawan dan petugas dari kepolisian, TNI, termasuk SAR secara bergelombang datang ke lokasi.
Peralatan evakuasi berupa tali temali langsung disiapkan guna membawa turun Imam.
Sementara Babinsa Koramil Pleret, Sudarman langsung memanjat pohon.
Rencana yang disusun adalah mengikat Imam dengan tali yang dibuat simpul berbentuk harnes ke badannya.
Sudarman yang bertugas memasang harnes ke tubuh Imam.
Warga dan petugas pun harap-harap cemas sembari berdoa rencana tersebut bejalan lancar.
Beruntung, Imam bisa dievakuasi dengan tali harnes disangkutkan ke cabang. Seperti prinsip katrol dengan mengulur tali yang dipegang oleh beberapa orang di bawah.
Begitupun petugas Babinsa yang juga diikat tali harnes demi keamanan dirinya sendiri saat proses evakuasi.
Sampai di bawah, tim medis langsung memeriksa Imam. Sementara Imam sendiri tampak lemas dan meminta untuk langsung istirahat saat itu juga di bawah pohon.
Hasil medis, tekanan darah, detak jantung dan tanda kesehatan Imam dinyatakan normal. Sementara warga tampak lega.
"Tadi memang badannya lemas waktu saya ikat, sepertinya dia habis sadar setelah pingsan, sempat diberi balsem, saya sempat kesulitan mengikat tali ke tubuh Pak Imam karena ruang untuk mengikat tali sempit, tapi secara keseluruhan semua berjalan lancar," kata Sudarman.
Tak berapa lama, Imam mampu berdiri dan bisa berjalan meski sambil dipapah petugas medis. Ia pun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu.
"Terimakasih atas bantuan dari bapak-bapak semua, tidak tahu tadi waktu di atas tiba-tiba saya pusing dan lemas," kata Imam.
Imam sendiri mengaku baru kali pertama merasakan lemas dan pusing ketika memanjat pohon.
Ia juga mengaku tidak sedang sakit atau punya riwayat penyakit dalam apapun.
Ditambah, memanjat pohon tinggi memang sudah menjadi keahliannya selama ini.
Ipda Dalhari selaku Kanit Sabhara Polsek Pleret mengatakan bahwa cukup banyak tenaga dan fasilitas evakuasi meski kasus di lapangan hanya satu individu.
"Karena ini demi membantu warga, satu orang pun petugas siap memaksimalkan upaya pertolongan," kata Dalhari.
Ia menjelaskan, laporan ke Polsek masuk dari istri Imam.
Sang istri mengtakan bahwa suaminya sedang terjebak di atas pohon dan tak bisa turun.
Pihak Polsek pun langsung berkoordinasi dengan pihak terkait dan tak sampai satu jam Imam bisa dievakuasi dalam kondisi selamat. (*)