Erupsi Gunung Agung
Sungai Yeh Sah Diterjang Banjir Lahar Dingin, Sawah pun Tertutup Lumpur
Banjir lahar dingin kembali menerjang Sungai Yeh Sah, Rendang, Karangasem, Bali, Kamis (30/11/2017).
TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Banjir lahar dingin kembali menerjang Sungai Yeh Sah, Rendang, Karangasem, Bali, Kamis (30/11/2017).
Banjir ini kian membesar pukul 10.14 Wita.
Fenomena ini bukannya membuat warga menjauh tapi malah mendekat karena rasa penasaran.
Warga berduyun-duyun menyaksikan hal tersebut dari dekat.
Tampak banjir membawa berbagai material seperti batu dan lumpur.
Batu-batu besar juga hanyut terbawah arus lahar hujan dari hulu.
Hulu Sungai Yeh Sah ini adalah di Lereng Gunung Agung, tepatnya di Desa Sebudi.
Baca: Pengacara Setya Novanto akan Diperiksa terkait Kepemilikan Senjata Api
Sedangkan muaranya di Kali Unda, Klungkung.
Pantauan Tribun Bali, aliran lahar dingin ini sangat kuat.
Saking kuatnya, jembatan terasa bergoyang diterjang lahar saat berada di atasnya.
Banjir lahar dingin ini sudah terjadi sejak kemarin, Rabu (29/11/2017).
Namun warga baru berbondong-bondong datang menyaksikannya di pagi ini.
"Sudah dari tadi pagi di sini. Saya ke sini karena ingin tahu aja terjangan lahar hujan ini," jelas Sumarjaya, seorang warga Menanga.
Baca: Mugiyanto Sempat Mengimami Salat di Masjid Sebelum Tubuhnya Hanyut Terbawa Arus Banjir
Bau belerang pun tercium di sekitar lokasi banjir lahar dingin.
Namun bau lumpur masih lebih dominan.
Tidak hanya mengalir di sungai, banjir lahar dingin tampak meluber hingga ke tengah sawah.
Tampak sungai dan sawah rata dengan aliran lumpur.
Hal ini mengakibatkan tanaman pertanian mengalami kerusakan.
Banjir lahar dingin sebelumnya juga melanda lahan pertanian warga di sekitar lereng Gunung Agung.
Peristiwa ini terjadi di aliran sungai yang berhulu di kaki Gunung Agung, salah satunya Sungai Tukad Yeh Sah, Minggu (26/11/2017) malam hingga Senin (27/11/2017) pagi.
Sesuai pantauan di lokasi, tercium bau belerang dari aliran sungai.
Air sungai yang biasanya jernih saat itu terlihat sangat keruh.
Baca: Wiranto Berencana Lobi Tokoh Alumni 212
Selain material vulkanik, banjir juga ikut menghanyutkan material lain, seperti batang pohon, tanah, dan lumpur.
Di sisi sungai terlihat tanaman pertanian warga yang rusak diterjang lumpur.
Menurut Kadek Kerta, warga setempat, banjir diketahui mulai terjadi pada Minggu lewat tengah malam dengan disertai suara gemuruh.
"Mulainya tadi malam, ada suara gemuruh juga," kata Kadek.
Mendapat laporan dari warga, petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) langsung mendatangi lokasi dan mengambil sampel.
Sementara itu, saat ditemui di lokasi, Kepala Pos Pantau Gunung Agung Desa Rendang I Dewa Mertayasa mengatakan, fenomena yang terjadi adalah banjir lahar dingin karena mengandung material vulkanik.
"Bisa dibilang banjir lahar dingin karena ada bau belerang," ujar Mertayasa.
Baca: Waspada Siklon Badai Baru Diperkirakan akan Muncul di Barat Sumatera
Menurut dia, PVMBG akan meneliti lebih lanjut untuk mengetahui tingkat kandungan material vulkanik.
Terlebih lagi, dalam dua hari terakhir semburan material vulkanik dalam bentuk asap dan abu sangat tinggi.
"Kami ambil sampel dulu untuk dicek di laboratorium sehingga bisa diketahui tingkat kandungan material vulkaniknya," ucapnya.