Minggu, 5 Oktober 2025

Erupsi Gunung Agung

Bau Belerang Tercium Bersamaan Hujan Abu di Sejumlah Tempat di Bali

Daerah Kedampal dan berapa desa di Kecamatan Kubu juga merasakan hujan abu dan tercium aroma belerang.

Editor: Hendra Gunawan
(Tribun Bali/Saiful Rohim)
Gunung Agung saat mengeluarkan asap, Selasa (21/11). Kondisi Gunung Agung terlihat dari Jalan Veteran, Kelurahan Padang Kerta, Kecamatan Karangasem. 

TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Gunung Agung telah dinyatakan meletus oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Selasa (21/11/2017) kemarin.

Daerah di Karangasem bagian Timur Tenggara, seperti Desa Pidpid, Nawakerti, Kesimpar, dan Datah Kecamatan Abang sudah merasakan hujan abu dan mencium bau belerang.

Selasa (21/11), Perbekel Nawakerti, I Wayan Putu menjelaskan hujan abu mulai terjadi sore hari, ketika Gunung Agung mengeluarkan asap hitam.

Baca: Sosok Si Cantik Deisti Tagor, Istri Setya Novanto yang Belum Banyak Diketahui

Baca: Inilah Prajurit-prajurit Dari Satuan Elit TNI AD Yang Membebaskan Sandera di Papua

Abu berterbangan ke sejumlah Desa di Kecamatan Abang.

"Tadi pas naik sepeda motor mata kelilitan kena abu. Sepeda motor juga kena abu. Sampai sekarang ada abu," kata Wayan Putu.

Tak hanya itu, bau belerang di Desa Nawakerti juga mulai tercium yang sangat menyengat hidung. Pihaknya menduga bau belerang dibawa angin.

Hujan abu yang turun di wilayah desa Sebudi, Selat, Karangasem.
Hujan abu yang turun di wilayah desa Sebudi, Selat, Karangasem. Hujan abu diketahui sejak pukul 19.30 wita. (Istimewa)

Sebagian warga sampai memakai masker dan penutup hidung karena bau belerang. Warga tak kuat menghirupnya. Bau belerang mulai tercium masyarakat sekitar pukul 18.00 Wita, hingga berita ini ditulis.

"Disini sudah ada hujan abu dan bau belerang. Sebagian warga sudah mulai resah, dan panik. Tapi saya himbau warga agar tak panik seperti tanggal 22 September lalu. Semoga kondisi kembali membaik,"harapnya dengan suara buru-buru.

Ditambahkan, lantaran mencium belerang dan melihat ada hujan abu, sebagian warga di Nawakerti kini kembali mengungsi ke tempat lebih aman.

Ada yang mengungsi ke rumah keluarga, ada juga yang mengungsi ke daratan lebih rendah. Mereka khawatir terjadi sesuatu.

"Ada juga berapa warga yang tetap dirumah,"akui Putu.

Informasi dihimpun Tribun Bali, daerah Kedampal dan berapa desa di Kecamatan Kubu juga merasakan hujan abu dan tercium aroma belerang.

Sejumlah Desa di Kecamatan Selat, Besakih, dan Bebandem juga merasakan hal sama. Peristiwa ini mulai dirasakan ketika Gunung Agung mengalami letusan freatik.

Sebaran abu vulkanik juga dilaporkan oleh beberapa desa, seperti di wilayah desa Subudi.

Hal itupun dikuatkan dengan penuturan salah seorang relawan PMI Provinsi Bali, I Wayan Ariawan mengatakan, hujan abu ini baru diketahui sekitar pukul 19.30 Wita.

Dan hingga kini, dari hasil sementara penelusuran bersama relawan PMI provinsi dan PMI karangasem, hujan abu vulkanik telah turun di beberapa titik. Seperti Desa Sebudi, Desa Griana Kangin, Desa Tukad Sabuh, Desa Datah, dan Desa Pidpid.

"Banyak warga, khususnya dari Dusun Badeg Dukuh, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, mengeluhkan perih di mata akibat hujan abu ini, serta mencium bau belerang yang kuat" ucapnya.

Lanjut Ariawan, hujan abu yang turun sejak pukul 19.30 wita, hingga saat ini 23.04 wita masih tergolong tipis.

Meski demikian pihaknya bersama relawan lain masih melakukan pemantauan, khususnya di wilayah Desa Sebudi, Kecamatan Selat.

"Utamanya kami melakukan pemantauan disini, sebab wilayah ini yang paling dekat dengan Gunung Agung. Sedangkan warga lain, kebanyakan sudah mengungsi ke wilayah Kecamatan Rendang," tandasnya. (Saiful Rohim)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved