Demi Obati Anak, Supriadi Dorong Gerobak dari Madiun ke Surabaya
Suprijadi mengaku telah membawa anaknya dengan gerobak dari Madiun ke Surabaya dengan jarak sekitar 75 kilometer.
Editor:
Sanusi
"Pak Suprijadi memang pernah tinggal di desa ini. Dia tinggal di rumah kakak iparnya, Sulistianingsih enam tahun yang lalu," kata Kepala Desa Sugihwaras, Sukimin saat ditemui di rumahnya, Kamis (19/10/2017) sore.
Ia menuturkan, Suprijadi dan istrinya, Winarsih tinggal di rumah Sulistianingsih sekitar lima tahun, dari 2005 hingga 2011. Saat berada di desa itu, pria beranak empat itu bekerja sebagai buruh tani dan kuli bangunan.
Setelah bekerja enam tahun, kata Sukimin, Suprijadi bersama istri dan empat anaknya pindah ke Surabaya.
Kakak ipar Sukimin, Sulistianingsih mengaku sudah lama tidak berkomunikasi dengan adiknya, Winarsih. Terakhir, Ningsih, panggilan akrab Sulistianingsih, bertemu adiknya tinggal di sebuah kos di Surabaya sebelum lebaran.
"Saya bertemu dia beberapa hari sebelum lebaran di salah satu kos di kota Surabaya," ungkap Ningsih.
Sebelum pindah ke Surabaya, Ningsih mengatakan Suprijadi dan istrinya pernah tinggal selama enam tahun di rumah Ningsih. Namun setelah itu, Suprijadi dan istrinya memilih pindah ke Surabaya.
Tentang anak keempat Suprijadi yang sakit, Ningsih mengatakan anak adiknya memang sakit sejak kecil. Awalnya, keponakannya yang biasa dipanggil Bendol itu terlahir normal.
Namun setelah berumur setahun, Bendol terserang sakit panas. Saat itu, leher Bendol tidak bisa digerakkan, lalu dirawat di rumah sakit.
Ningsih tidak mengetahui tersebarnya foto-foto Suprijadi membawa Bendol dengan gerobak dari Madiun ke rumah sakit di Surabaya.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Ayah Mengaku Dorong Gerobak dari Madiun ke Surabaya demi Obati Anaknya