Rabu, 1 Oktober 2025

Tokoh Muhammadiyah Sumut: Cak Imin Harus Jadi Milik Semua Golongan

Namun Cak Imin harus mengubah pola, jangan hanya populer di kalangan nahdliyin (warga NU) tapi harus go public atau menjadi milik bangsa Indonesia.

Editor: Hasanudin Aco
Ist/Tribunnews.com
Para tokoh muda muda Sumut yakni Dr Anang Anas Azhar MA, Ronald Naibaho, Faisal Reza, Aswan Jaya, dan H Fadly Yasir saat menjadi narasumber dan Boby Niedhal Dalimunthe moderator pada "Forum Group Discussion bertajuk Cak Imin" di Mata Pemuda Sumatera Utara yang berlangsung di Kopi Kombur, Jalan SM Raja Medan, Senin (2/10/2017) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Para tokoh pemuda Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menilai sosok Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan pemikiran nasionalis-religiusnya sudah pas menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pemilu 2019 mendatang.

Namun Cak Imin harus mengubah pola, jangan hanya populer di kalangan nahdliyin (warga NU) tapi harus go public atau menjadi milik bangsa Indonesia.

Demikian pemikiran yang mengemuka dalam Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Cak Imin di Mata Pemuda Sumatera Utara” yang berlangsung di Kopi Kombur, Jalan SM Raja Medan, Senin (2/10/2017) sore.

Dalam FGD itu, tampil sebagai narasumber tokoh muda Muhammadiyah Dr Anang Anas Azhar MA, aktivis Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sumut Ronald Naibaho, pengamat politik Faisal Reza, Ketua Angkatan Muda Kakbah (AMK) Sumut Aswan Jaya, dan Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumut H Fadly Yasir.

Anang Anas Azhar yang juga pengajar ilmu komunikasi politik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) menilai, sejauh ini Cak Imin masih tekenal di lingkungan nahdliyin.

Untuk menjadi Cawapres, tak cukup hanya bermain di kandang.

“Sudah saatnya Cak Imin mengubahh pola dengan memasuki grass root di luar NU. Cak Imin harus mencitrakan dirinya tak hanya milik NU tapi milik bangsa. Cak Imin harus go public,” tutur mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sumut ini.

Aktivis GAMKI Sumut Ronald Naibaho mengatakan, kalau hari ini ada keinginan Cak Imin mencalonkan presiden atau wapres, dia saya yakin pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, itu akan mampu.

Ini didasari dari perjalanan kariernya yang mampu membangkitkan PKB, padahal dari pandangan kebanyakan orang akan habis.

“Secara figur, Cak Imin sungguh luar biasa, bahkan mengalahkan pamannya Gus Dur, meski sempat dilengserkan di PKB, namun akhirnya berhasil jadi Ketua Umum hingga saat ini,” kata Ronald.

Narasumber lainnya, Faisal Reza mengatakan, Cak Imin tak bisa jadi orang nomor satu, yang bisa hanya mendampingi Jokowi. Itu dilihat dari posisi tawar pertarungan Islam konservatif dan Islam Nusantara.

“Saat ini kita dihadapkan tipologi populis. Program nomor sekian. Seperti halnya Jokowi bisa selfie-selfie dengan rakyat, sudah cukup. Untuk tahapan ini Cak Imin mengisi kekosongan,” kata dosen ilmu politik UINSU ini.

Faisal mengatakan, Jokowi akan lebih baik bila bepasangan dengan Cak Imin pada Pilpres 2019. Pasalnya, identifikasi politik rival Jokowi adalah militer. “Karenanya figur Cak Imin bisa menguatkan figur Jokowi,” tandasnya.

Sementara iitu, Ketua AMK Sumut Aswan Jaya mengatakan, Cak Imin saat ini bisa dibilang “main api” dengan kekuatan Jokowi untuk menghadapi Pilpres. Banyak contoh seperti halnya Setnov, Ketua Perindo Hary Tanoe yang terancam ke ranah hukum setelah mencoba mengusik kursi Capres.

“Karenanya Cak Imin harus bermain di ranah Cawapres,” kata Aswan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved