Selasa, 30 September 2025

Dua Orang Ini Menjadi Doktor di yang Baru 27 Tahun

Keduanya adalah Asdam Tambusay yang berhasil lulus dengan IPK 3,97 dan Wahyuniarsih Sutrisno yang lulus dengan nilai IPK sempurna yaitu 4,00

Editor: Eko Sutriyanto
net
Toga Sarjana 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya  meluluskan mahasiswa bergelar Doktor dari program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

Program PMDSU ini adalah program beasiswa untuk menempuh gelar doktor tanpa harus menempuh pendidikan S2 terlebih dulu.

Namun tahun ini menjadi tahun yang istimewa, pasalnya ada dua orang lulusan bergelar doktor yang baru berusia 27 tahun.

Dari sembilan orang yang terdaftar menjadi mahasiswa program PMDSU dalam program ini, meluluskan dua wisudawan terbaiknya dari Departemen Teknik Sipil, Sabtu (23/9/2017).

Baca: Kisah Anak Penggali Kuburan yang Bisa Kuliah Jenjang Doktoral di Jepang

Hebatnya lagi, kedua doktor tersebut lulus dengan pujian atau cumlaude.

Keduanya adalah Asdam Tambusay yang berhasil lulus dengan IPK 3,97 dan Wahyuniarsih Sutrisno yang lulus dengan nilai IPK sempurna yaitu 4,00.

Asdam merupakan alumni S1 Teknik Sipil Universitas Hassanuddin (Unhas) Makassar dan Wahyuniarsih berasal dari S1 Teknik Sipil ITS.

Dalam menempuh pendidikan S3-nya, topik disertasi yang diangkat oleh Asdam ialah penggunaan material engineered cementitious composite (ECC) dari mikrostruktur pada bangunan tahan gempa.

Pria kelahiran Agustus 1990 ini mengatakan latar belakang pembuatan desain gedung tahan gempa ini adalah dikarenakan Indonesia merupakan negara rawan gempa.

Baca: Pertama Dalam Sejarah Pesantren Beri Gelar Doktor Honoris Causa

“Untuk tindak pencegahan pada bencana gempa, maka perlu dibangun bangunan yang anti gempa sehingga mengurangi besarnya kerusakan banguanan,”ujar pria yang berencana mengambil program post-doctoral tersebut melalui rilis yang diterima TribunJatim.com, Sabtu (23/9/2017).

Asdam mengaku untuk mendukung riset bangunan tahan gempa tersebut, Asdam harus melakukan riset hingga ke Edinburgh University, United Kingdom (UK).

Wahyuniarsih yang akrab disapa Wahyu mengusung disertasi yang mengangkat topik propagarsi retak akibat korosi (karat) pada beton bertulang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan