Terobosan Gubernur Ganjar Agar Genting Sokka Kebumen Tetap Eksis
Para pelaku industri genting di Kebumen mengeluh kekurangan bahan baku tanah liat merah yang saat ini sudah sulit diperoleh.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, KEBUMEN - Para pelaku industri genting di Kebumen mengeluh kekurangan bahan baku tanah liat merah yang saat ini sudah sulit diperoleh.
Di sisi lain, mereka harus bersaing dengan genting pabrikan yang harganya kompetitif.
"Sekarang semua mengambil dari tanah sawah, itu bisa ambilnya saat kemarau seperti ini kalau penghujan enggak bisa (kebanjiran)," ucap perajin genting, Muh Khocim, saat berdialog dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Desa Kedawung, Pejagoan, Kebumen, Rabu (13/9/2017).
Sebenarnya ada bahan baku tanah merah dari pegunungan. Tapi butuh dana besar untuk meneliti tanah itu layak atau tidak. Selain itu biaya operasional juga besar.
Menurut Khocim sedimentasi tanah di tengah Waduk Sempor bisa dijadikan bahan baku genteng. Sementara sedimentasi tanah sebelah pinggir cocok untuk bahan baku batu bata.
"Tapi nggak memungkinkan (dananya besar)," kata dia lagi.
Selama ini para perajin memasarkan genting ke DIY tapi disaingi oleh pabrikan. Pemkab Kebumen sudah membuat aturan ketika membangun gedung wajib menggunakan genting Sokka, sayang aturan tersebut belum terealisasi.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap para pengusaha dan pelaku industri genting membuat koperasi.
Dengan begitu tiap-tiap anggota koperasi dapat iuran dan dananya dapat dimanfaatkan untuk membeli bahan baku tanah merah, termasuk untuk meneliti tanah merah di pegunungan.
"Bappeda Jateng perlu melakukan riset lebih dalam membantu persoalan ini," ia menegaskan.
Dikatakan dia Pemprov Jateng akan membantu para perajin melalui koperasi, jika prospeknya bagus dan memang butuh dibantu.
Dalam dialog yang juga dihadiri Wakil Bupati Kebumen KH Yazid Mahfud itu, Ganjar juga menyatakan akan membantu pengurusan hak paten genting Sokka Kebumen.