Temukan Kasus Gizi Buruk di Perusahaan Sawit
Padahal anak buruh perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Nunukan Jaya Lestari itu sudah berusia 3,3 bulan namun beratnya hanya 3,6 kilogram
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan menemukan satu kasus balita penderita gizi buruk.
Dengan ditemukannya satu kasus di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Nunukan Jaya Lestari itu, sepanjang tahun ini sudah ada 14 balita yang ditemukan menderita gizi buruk.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Ramsidah mengatakan, Novel Saputra ditemukan dengan berat hanya 3,6 kilogram.
Padahal anak buruh perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Nunukan Jaya Lestari itu sudah berusia 3,3 bulan.
“Bayinya dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya sudah memprihatinkan,” ujarnya, Jumat (8/9/2017).
Pemkab Nunukan saat ini sedang gencar mencari penderita gizi buruk.
Pencarian dilakukan hingga ke perkampungan kecil juga mes-mes perusahaan.
Novel merupakan salah satu balita yang ditemukan dalam pencarian dimaksud.
Ramsidah menceritakan, kondisi pasien sangat memprihatinkan karena kurus kering dengan kondisi tempat tinggal yang mengenaskan.
"Kami tidak tega. Makanya langsung kami minta dibawa ke rumah sakit. Kami meminta keringanan biaya,” ujarnya.
Angka penderita gizi buruk di Kabupaten Nunukan meningkat pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika pada 2016 tercatat 8 kasus penderita gizi buruk yang ditemukan, tahun ini hingga Juli telah ditemukan 13 kasus. Belakangan ditemukan lagi satu kasus.
"Mulai 2016 tidak ada membaiknya itu kesehatan balita penderita gizi buruk di PT BSI. Malah semakin naik jumlah penderia gizi buruk. Kami memberikan peringatan kepada perusahaan,” ujarnya.
Dia mengatakan selama ini pelayanan kesehatan kepada masyarakat, masih sangat kurang. Padahal semestinya itu dilakukan setiap saat.
Hal ini, kata dia, akibat kurangnya perhatian perusahaan dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
Selain itu kemiskinan, gen atau keturunan menjadi penyebab lain terjadinya kasus gizi buruk.
Sementara penanganan kasus yang hanya terfokus pada gizi buruk membuat kasus gizi kurang tidak tertangani secara maksimal.
Belum lagi faktor kesehatan lingkungan tempat masyarakat bermukim.
Sebelumnya Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid memastikan, Pemerintah Kabupaten Nunukan melakukan kerjasama dengan PT Bumi Seimanggaris Indah, di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Siemanggaris.
Kerjasama dibidang kesehatan ini dilakukan menyusul ditemukannya belasan kasus gizi buruk yang melibatkan anak-anak buruh perusahaan di perkebunan kelapa sawit itu.
"Kami buat MoU untuk kerja sama dalam bidang kesehatan. Ini momentum untuk selalu menjalin komunikasi, koordinasi juga persepsi yang sama untuk menghindari konflik horizontal,” ujarnya, Senin (4/9/2017).
Laura mengatakan, kerjasama ini dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan, sumber daya manusia maupun kesejahteraan.
Senior Manejer PT Bumi Seimanggaris Indah, Nanang menjamin pihak perusahaan telah merespon semua teguran Pemerintah Kabupaten Nunukan dalam kasus gizi buruk dimaksud.
”Perlahan-lahan perusahaan melakukan perbaikan pelayanan juga lebih sensitif kepada pemenuhan gizi buruh. Yang pasti kami telah buat kerjasama untuk mengatasi masalah ini,” ujarnya yang memastikan, kondisi balita penderita gizi buruk sudah mulai membaik.
Untuk memastikan kondisi balita penderita gizi buruk dimaksud, Senin, Bupati mengunjungi Rumah Budak di areal perusahaan PT Bumi Seimanggaris Indah.
Bupati membawa serta sejumlah kepala dinas untuk memastikan tertanganinya dengan baik belasan balita penderita gizi buruk dimaksud.