Tinggal di Kandang Kambing, Tak Punya KK dan KTP, Abah Yoyo Dianggap Penduduk Ilegal
Abah Yoyo dianggap sebagai penduduk ilegal di kampung Cigagak RT 01 RW 14, Desa Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Abah Yoyo dianggap sebagai penduduk ilegal di kampung Cigagak RT 01 RW 14, Desa Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.
Pasalnya pria tua tersebut tak pernah mengurus surat kepindahan ke alamatnya yang sekarang.
Hal tersebut diungkapkan Ketua RT 01 Kampung Cigagak, Ujang Azhari, ketika ditemui Tribun Jabar di kediamannya di kampung Cigagak, terhalang beberapa gang dari rumah Abah Yoyo, Senin (4/9/2017).
"Dia tidak punya Kartu Keluarga (KK) ataupun kartu identitas asli, ada pun itu hanya KTP," ujar Ujang Azhari.
Ujang Azhari sendiri mengaku sudah berulang kali meminta surat keterangan pindah ataupun setidaknya tanda pengenal, namun Abah Yoyo hingga saat ini belum memberikannya.
Dia menambahkan, warga bahkan tidak tahu kapan persisnya Abah Yoyo mulai tinggal di bekas kandang kambing di lingkungan mereka.
"Tahu-tahu sudah ada saja, dibawa oleh salah Bapa Oman, pemilik kandang kambingnya," ujar Ujang.
Akibatnya, Abah Yoyo tidak bisa terdaftar sebagai warga RT 01 RW 14 Kampung Cigagak karena tidak memiliki kartu pengenal.
Bahkan Abah Yoyo tidak mendapatkan zakat fitrah karena tidak dianggap sebagai warga kampung Cigagak.
"Kami tidak tahu asal-usulnya, tidak tahu dia dari mana, dia pun tidak bicara pada saya bahwa dia itu pindah ke sini," ujar Ujang Azhari.
Ujang berharap, orang luar yang tidak tahu apa-apa tidak memandang salah pada penduduk kampung Cigagak, karena menurutnya, dirinya sudah berupaya meminta surat keterangan dari Abah Yoyo.
Sedih Pikirkan Masa Depan Anak
Anak menjadi beban pikiran tersendiri bagi Abah Yoyo, pria yang kini tinggal di tempat bekas kandang kambing.
Pasalnya, usia Abah Yoyo sudah tua, 65 tahuh. Sementara usia anak-anaknya masih sangat muda.
Anak yang paling besar, Ima, baru berusia enam tahun. Sedangkan anaknya yang paling kecil, Ina, baru berusia empat tahun.
Hal tersebut diutarakan Abah Yoyo ketika ditemui Tribun Jabar di rumahnya di kampung Cigagak RT 01 RW 14, Desa Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Senin (4/9/2017).
"Saya selalu terpikir, bagaimana kalau saya meninggal anak-anak belum dewasa, akan dengan siapa mereka nanti?" ujar Abah Yoyo dengan mata berkaca-kaca.
Memikirkan masa depan anak-anak, Abah Yoyo terkadang sampai tak bisa tidur.
Untungnya, Pesantren Yatim Al Kasyaf sudah bersedia menampung Ima dan Ina seandainya terjadi hal yang tak diinginkan pada Abah Yoyo.
Ibu dari Ima dan Ina sendiri, alias istri Abah Yoyo, sebetulnya masih hidup. Namun Abah Yoyo sendiri sudah tak tahu di mana keberadaannya.
Istrinya kabur beberapa tahun lalu dengan lelaki lain karena tak kuat menanggung beban hidup selama merajut mahligai rumah tangga bersamanya.
"Saya hanya berharap selalu diberi kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT agar dapat terus mengurus Ima dan Ina," ujar Abah Yoyo.
Tinggal di Kandang Kambing
Warga Kota Bandung di mata warga lainnya yang berada di luar Bandung akan selalu dipandang sebagai warga yang memiliki kehidupan bahagia.
Terlebih dengan pesatnya pembangunan sarana umum yang terus bemunculan di Kota Bandung, membuat kebanyakan orang menilai hidup di Bandung itu tentu akan menyenangkan.
Adalah Abah Yoyo (66), yang terpaksa tinggal di bekas kandang kambing di kampung Cigagak, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.
Baca: Resmi Diusung Golkar, Nurul Arifin Punya Waktu 2 Bulan Cari Calon Wakil Walikota Bandung
Tempat yang ditinggali Abah Yoyo jauh dari kata layak, rumah tersebut merupakan bekas kandang kambing milik tetangga.
Pantauan Tribun Jabar, rumah bekas kandang itu hanya berukuran 2x3 meter, menggunakan tripleks dan kain seadanya sebagai dinding.
Di ruang yang pengap itu, Abah Yoyo tidak tinggal sendirian.
Pria tua ini tinggal bersama dua anaknya yang masih kecil.
Anak yang paling besar, Ima, baru berusia enam tahun, sementara yang paling kecil, Ina, baru berusia empat tahun.
"Sudah satu tahun di sini, tinggal 'nyaung-nyaung' begini saja," ujar Abah Yoyo sambil memasak makanan untuk anak-anaknya yang masih kecil.
Ketika Tribun Jabar berkunjung ke rumahnya, Abah Yoyo memang sedang memasak untuk anak-anaknya.
Masakannya sederhana, hanya memanak nasi yang disatukan dengan labu siam.
Untuk lauk pauknya, Abah Yoyo masih ada sisa daging hewan kurban yang dibuatnya sate dan sudah berulang kali dipanaskan.
Abah Yoyo mengaku tak sanggup mendapatkan rumah yang lebih layak dari rumahnya yang ditinggalinya sekarang ini.
Jangankan untuk membeli rumah, untuk mengontrak pun uang hasil dari pekerjaannya sebagai pemulung tak akan cukup.
"Ini (rumah dan tanah bekas kandang kambing) pun sebetulnya bukan milik saya, tanahnya milik orang Bandung, saya tidak tahu siapa. Sementara bangunannya milik tetangga," ujar Abah Yoyo.(*)