Gubernur Ganjar Hadiahkan Jam Tangannya ke Santri yang Ingin Jadi Hacker, Kok Bisa?
Yusuf mendapat hadiah jam tangan dari Ganjar setelah menjawab pertanyaan dari gubernur terkait upaya mencegah ujaran kebencian dan radikalisme
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, JEPARA - Kunjungan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Balekambang, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Sabtu (26/8/2017), nampaknya tak akan dilupakan santri Ma'had Ali, Fikri Muhammad Yusuf.
Yusuf mendapat hadiah jam tangan dari Ganjar setelah menjawab pertanyaan dari gubernur terkait upaya mencegah ujaran kebencian dan radikalisme yang merebak di media sosial.
Awalnya, Yusuf menjawab secara guyon. Namun, saat Ganjar menegaskan lagi jawaban yang diharapkan, Yusuf terlihat berpikir.
Kemudian, dia menjawab secara lantang keinginannya menjadi hacker.
"Saya akan gunakan kemampuan menjadi hacker untuk melawan, menghancurkan situs dan akun penyebar berita hoaks serta radikalisme," kata Yusuf mantap.
Baca: Tim Reaksi Cepat TNI AL Gulung Perompak di Perairan Ambalat, Ini yang Mereka Temukan
Menurut Yusuf, saat ini, dia telah berusaha mencegah penyebaran berita hoaks di ranah media sosial.
Jika mendapati berita yang tak benar, dia memberi pemahaman dan penjelasan kepada pengguna media sosial.
"Saya juga berinisiatif mengajak teman-teman melawan informasi hoaks di media sosial di kolom komentar," terang Yusuf.
Baca: Inilah Alasan Presiden Jokowi Kerap Bagi-bagi Sepeda, Ada Makna Filosofinya
Jawaban Yusuf ini membuat Ganjar terkesan. Tanpa basa-basi, dia langsung mencopot jam digital merek Garmin warna hitam yang dipakai di tangan kiri.
Jam itu langsung diserahkan Ganjar ke Yusuf.
"Ya wes, ini tak kasih jam, pas nggak bawa hadiah ya sudah ini saja," kata Ganjar sembari mencopot jam tangan.
Ganjar mengatakan, saat ini, konten yang mengumandangkan kebencian, radikalisme, fitnah, telah merebak di media sosial.
Sudah saatnya, orang baik dan orang pintar tidak diam. Mereka harus terlibat aktif memerangi apalagi ada pihak yang sengaja menyebar informasi fitnah dan kebencian.
Baca: Dulu Jadi Musuh Nomor Satu Pemerintah, Agus Wandi Kini Malah Bikin Bangga Indonesia
"Kalau yang difitnah pak gubernur, bahwa pak gubernur rambutnya hitam, itu jelas, itu nggak sakit hati saya. Tapi, kalau yang difitnah presiden, nggak bisa dong," tegasnya.
Ganjar kemudian mengungkapkan keberhasilan aparat menangkap kelompok penyebar fitnah Saracen.
Pelaku memiliki lebih dari 2.000 akun untuk menyebarkan kabar bohong dan ujaran kebencian.
Tiap akun ikut berkomentar mendukung fitnah tersebut sehingga orang yang membaca berpandangan, seolah fitnah itu benar, tanpa ada konfirmasi dan tabayun.
Selain Yusuf, Ganjar juga memberi hadiah pada seorang santri putri yang berhasil menjawab pertanyaan tentang bahaya narkoba.
Sarasehan yang berlangsung sekitar dua jam itu didahului dengan penyerahan bantuan hibah senilai total ratusan juta dari Pemprov Jateng untuk sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Jepara. (*)