Rabu, 1 Oktober 2025

Murid Dilarang Berlama-lama di Kelas, Khawatir Gedung Sekolah Tiba-tiba Roboh

Di Riau saat ini terdapat ribuan ruangan kelas dengan kondisi rusak berat yang sudah pasti mengganggu kenyamanan siswa belajar.

Editor: Dewi Agustina
Antara/ Asep Fatulrahman
Ilustrasi - Gedung sekolah rusak mengganggu proses belajar mengajar. 

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Bangunan sekolah nyaris roboh, dengan ruangan kelas bobrok, disekat dengan triplek, bukan cerita masa lalu.

Faktanya, di Riau saat ini terdapat ribuan ruangan kelas dengan kondisi rusak berat yang sudah pasti mengganggu kenyamanan siswa belajar.

Ada pula gedung sekolah yang terbengkalai, tak kunjung selesai dibangun karena korupsi, yang menyengsarakan para murid SDN 025 Sekip Hilir, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu.

Mereka terpaksa menumpang di gedung Taman Kanak-kanak (TK) milik Yayasan Bakti Pertiwi di Jl DI Panjaitan, Sekip Hilir.

Gedung TK itu hanya punya enam ruangan. Sementara SDN 025 Sekip Hilir memiliki tujuh rombongan belajar dengan total siswa 115 orang.

Terpaksa ada ruangan kelas dibagi menjadi dua, dengan cara disekat seadanya dengan triplek. Pengaturan meja dan kursi siswa dibikin melingkar.

Kondisi itu membuat suara atau keributan dari kelas sebelah membuat para siswa tak konsentrasi belajar. Ketidaknyamanan bertambah saat turun hujan, karena plafon ruangan kelas banyak yang jebol dan bocor.

“Sudah empat tahun kami menumpang begini,” ujar Hj Aprimiwati SPd, Kepala Sekolah 025 Sekip Hilir, saat sekolahnya disambangi Tribun Pekanbaru, Rabu (23/8/2017).

Baca: Fahri Hamzah Ditegur Jokowi Mengapa Rajin Mengkritik KPK?

Potret buram SDN 025 Sekip Hilir merupakan satu dari ribuan SD negeri di Provinsi Riau yang butuh perbaikan karena banyak ruang kelas rusak berat.

Guru Honor dan PNS
SEJUMLAH guru PNS dan honorer menggunakan transportasi sampan ke tempat mereka mengajar di SDN 10 Desa Lukun, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Kamis (10/8/2017).

Data Dinas Pendidikan Provinsi Riau tahun 2016, sedikitnya 1.611 dari total 29.886 ruang kelas untuk jenjang SD rusak berat. Sedangkan ruangan kelas masuk kategori rusak total mencapai 1.114 unit.

Aprimiwati mengatakan, nasib para siswanya tak seburuk ini kalau anggaran pembangunan gedung baru empat tahun lalu tak dikorupsi.

Gedung lama sudah dibongkar, namun gedung baru tak kunjung berdiri karena temuan adanya korupsi dalam pembangunannya.

Sejak itu proses pembangunan terhenti. Siswa terpaksa menumpang belajar di gedung TK milik Yayasan Bakti Pertiwi.

"Kami saat ini terkendala ruang kelas. Ada dua ruangan dibagi dua, yakni untuk kelas dua dan kelas tiga kemudian ruang untuk kelas IV A dan kelas IV B. Kami sekat saja menggunakan triplek," tutur Aprimiwati.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved