Kisah Dua Warga Asing Terseret Arus Pantai Atuh hingga Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni
Daniel Anderson (21) asal Afrika Selatan dan Devin Grey (39) asal Denmark, hilang terbawa arus saat sedang memanah ikan di Perairan Pantai Atuh.
TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Sean Sutton (22) WNA asal Afrika Selatan bersama seorang warga lokal mendatangi Kantor Polsek Nusa Penida, Klungkung, Bali, Selasa (8/8/2017).
Ketika itu pakaiannya tampak basah, dan raut wajahnya pun tampak panik.
Ia melaporkan dua rekannya, Daniel Anderson (21) asal Afrika Selatan dan Devin Grey (39) asal Denmark, hilang terbawa arus saat sedang memanah ikan di Perairan Pantai Atuh, Desa Pejukutan, Nusa Penida.
Kapolsek Nusa Penida Kompol I Ketut Suastika ketika dikonfirmasi Rabu (9/8/2017) pagi menjelaskan, kejadian tersebut bermula ketika tiga WNA tersebut melakukan aktivitas mencari ikan dengan menggunakan panah di perairan Pantai Atuh pada Selasa (8/8/2017) sekitar pukul 15.00 Wita.
Ketiga WNA tersebut berdasarkan keterangan masyarakat sekitar, sudah hampir tiga minggu kemah di kawasan Pantai Atuh.
Setelah kurang lebih satu jam mencari ikan, ketiganya tiba-tiba diterjang gelombang tinggi dan terseret arus sampai jauh ke arah selatan.
Salah satu WNA, Sean Sutton, dapat menyelamatkan diri dengan berenang menuju sebuah tebing dan memanjatnya.
Baca: Brigadir Bagus Suda Tak Sadarkan Diri Usai Menyapa Tiga Pria Bule, Senjata Api Miliknya Lenyap
Sedangkan dua orang temannya, Daniel Anderson dan Devin Grey, hilang terseret arus.
"Setelah kita menerima laporan tersebut, kita langsung lakukan upaya pencarian terhadap korban, sekitar pukul 22.30 Wita dua korban terpantau di pinggir tebing salah satu pulau di sekitar Pantai Atuh. Saat itu kondisi air masih surut. Lokasi pulau tersebut memang sulit dijangkau," jelas Suastika.
Kondisi dua korban pun ketika itu dipastikan masih dalam keadaan selamat, karena sempat menyaut ketika dipanggil.
Keduanya terjebak di dasar tebing yang curam, di salah satu pulau tidak berpenghuni di kawasan perairan Pantai Atuh.
Namun karena kondisi yang gelap dan medan yang sulit, membuat proses evakuasi berjalan sulit dan harus ditunda beberapa waktu.
Proses evakuasi terhadap korban lalu dilanjutkan pukul 02.00 Wita dengan melibatkan warga sekitar yakni I Wayan Gunung dan I Nengah Dama, dibantu oleh korban selamat yakni Sean Sutton.
Kedua korban ditemukan terdampar di dasar tebing sebuah pulau tak berpenghuni yang terletak di sebelah selatan Pantai Atuh.
Meskipun warga lokal tersebut mampu mencapai lokasi kedua WNA terdampar, karena kondisi yang gelap membuat kedua wisatawan tidak berani berenang menuju perahu yang dipakai untuk menjemput korban.
Perahu pun tidak bisa berlabuh lebih dekat ke pulau batu karang tersebut.
Katika matahari mulai terbit, yakni sekitar 06.00 Wita kembali dilakukan penjemputan terhadap kedua korban.
Selain dari kepolisian dan warga, proses evakuasi kali ini melibatkan tim dari Basarnas, Koramil Nusa Penida, dan Tim Kesehatan Nusa Penida.
Setelah melakukan proses evakuasi, sekitar pukul 08.40 Wita kedua korban akhirnya dapat diselamatan dan kemudian dibawa ke Pantai Atuh untuk segera mendapatkan penanganan medis setelah sekitar 17 jam terjebak di dasar tebing.
Korban Daniel Anderson saat dievakuasi mengalami luka lecet pada kedua tangan dan cedera pada pinggang sehingga tidak mampu berjalan.
Baca: Pelaku Beli Bensin Eceran Dibawa Pakai Plastik Lalu Bakar Joya
Tim gabungan langsung melakukan proses evakuasi dengan membuat tandu darurat.
Personel gabungan yang berjumlah 12 orang lalu mengangkat korban dengan menggunakan tandu darurat dari Pantai Atuh yang terletak di dasar tebing, menuju areal parkir yang berada di atas tebing.
Mereka harus berjalan kaki dengan melalui jalan terjal di tebing setinggi kurang lebih 200 meter.
"Sekitar pukul 11.30 Wita, korban akhirnya berhasil kita evakuasi ke Puskesmas Nusa Penida dengan ambulans untuk mendapatkan penanganan medis. Selanjutnya sekitar pukul 13.00 Wita, korban langsung kita rujuk ke RS BMC Denpasar dengan menggunakan boat menuju pelabuhan di Sanur," ungkap Suastika.
Kejadian Keempat
Berdasarkan data Tribun Bali, ini merupakan kecelakaan laut keempat di perairan Nusa Penida sepanjang 2017.
Selama ini perairan Nusa Penida dianggap sebagai daerah yang masih riskan untuk terjadinya laka laut.
Laka laut di Perairan Nusa Penida pertama terjadi Jumat (24/3/2017).
Saat itu terjadi tabrakan yang melibatkan perahu boat kecil dan perahu jukung Sri Merta Sari di perairan Bias Munjul, Pulau Ceningan-Lembongan.
Akibat kejadian tersebut, seorang warga lokal dinyatakan meninggal dunia.
Selanjutnya, nasib naas juga menimpa Marcus (25), pemuda asal Sumba, NTT yang hilang di laut setelah terjatuh dari tebing Pulau Ceningan, Kamis (11/5/2017).
Hingga saat ini, tubuh Marcus tidak pernah ditemukan setelah hilang terseret gelombang samudera Hindia.
Selanjutnya, laka laut di perairan Nusa Penida juga dialami Temson Mannie Junior Simeki (23).
Wisatawan asal Selandia Baru tersebut sempat hilang terbawa gelombang saat berwisata di objek wisata Angel Billabong, Senin (20/3/2017).
Empat hari kemudian, mayat Temson akhirnya ditemukan sudah dalam keadaan membusuk di perairan Crystal Bay.
"Saya imbau siapapun yang melakukan aktivitas di perairan Nusa Penida untuk lebih berhati-hati, terlebih gelombang di perairan Nusa Penida tidak menentu. Khususnya bagi para pelaku wisata, saya harap dapat memberikan informasi kondisi gelombang kepada wisatawan yang melakukan aktivitas di laut dan tetap mengutamakan keselamatan," ujar Suastika.