Selasa, 30 September 2025

Derita Sukmawati, Janda Anak 5 yang Rumahnya Roboh Diterjang Puting Beliung

Lalu pada Desember 2016, rumah panggung peninggalan suaminya roboh diterjang angin puting beliung.

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Timur/Munjiyah
Sukmawati (baju merah) di depan gubuknya di Pulau Sapuka, Kecamatan Liukang Tangayya, Kabupaten Pangkep, Sulsel. 

TRIBUNNEWS.COM, PANGKEP- Malang nasib Sukmawati, janda anak 5 di Pulau Sapuka, Kecamatan Liukang Tangayya, Kabupaten Pangkep, Sulsel.

Dua tahun lalu ditinggal mati suami.

Lalu pada Desember 2016, rumah panggung peninggalan suaminya roboh diterjang angin puting beliung.

Kini, bersama lima anaknya, Sukma bertahan hidup di gubuk yang dibangunnya di bekas lahan rumahnya, hanya beberapa meter dari garis pantai.

Gubuk yang sangat tak layak huni.

Atapnya daun kelapa ditindih gamacca (anyaman bambu).

Dinding rumah juga dari gamacca, lantainya tanah.

Gubuk itu dibangunnya dari sisa-sisa rumahnya yang roboh.

"Tiap malam saya dan anak kedinginan di rumah ini. Kalau hujan, kami terpaksa basah-basahan," kata Sukmawati kepada Tribunpangkep.com, Selasa (16/5/2017).

Sukma sesekali tertawa saat menceritakan kehidupannya kini.

Namun jelas sekali, jika tawanya itu untuk menyembunyikan kepedihan hatinya dan agar tak ada air mata yang tumpah.

Rambutnya sebagian sudah memutih.

Kulit, termasuk wajahnya legam terpapar sinar matahari.

Sejak rumahnya roboh, Sukma mengaku tak pernah mendapat bantuan dari Pemkab Pangkep, menjenguk pun tidak.

Sehari-hari Sukma menjadi pembantu di rumah tetangga yang membutuhkan jasanya.

Kadang juga membantu menjaga anak tetangga.

"Hasil bantu-bantu orang itu saya pakai beli beras, untuk keperluan sehari-hari dan ongkos sekolah anak. Tak cukup tapi dicukupkan saja," jelasnya. (Munjiyah)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan