Selasa, 7 Oktober 2025

Suaranya Lirih Menyayat Hati, Ini yang Diminta Bocah di Pedalaman Kalimantan Barat pada Jokowi

Potret mengharukan dari wilayah pedalaman Indonesia ditampilkan oleh akun Instagram bernama @anggitpurwoto.

Editor: Sugiyarto
INSTAGRAM @anggitpurwoto
Potret pendidikan di SDN 04 Sungkung di Provinsi Kalimantan Barat. 

TRIBUNNEWS.COM - Potret mengharukan dari wilayah pedalaman Indonesia ditampilkan oleh akun Instagram bernama @anggitpurwoto.

Dikutip dari laman BBC, Anggit Purwoto adalah seorang guru dari SDN 04 Sungkung, yang berlokasi di daerah terpencil di Provinsi Kalimantan Barat yaitu

Anggit Purwoto yang bertugas di daerah pedalaman dalam tujuh bulan terakhir ini, mengunggah video melalui akun Instagram pada 22 Maret 2017.

Video itu menampilkan siswa-siswanya, yang meminta tas sekolah kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam video tersebut menampilkan empat anak SD yang berpakaian lusuh dan wajah memelas.

Mereka dengan suara lirih meminta tas layak kepada Presiden.

"Pak Jokowi Minta Tas"

Dengan suara lirihnya, mereka berkata "Pak Jokowi Minta Tas"

Tidakah kalian merasa kasihan...masih adakah hati nurani kalian...

Mereka hanya minta tas, untuk membawa buku,buku yang mungkin bertuliskan mimpi-mimpi kecil mereka, agar mimpi yg mereka tuliskan tidak hancur , hancur terkena lumpur atau koyak kena hujan....

Tidakkah kalian iba....ilmu yg kau dapat di bangku perkuliahan adalah hak mereka!!!!..gaji yg kau dapat adalah hak mereka...

Tidakkah kalian iba, melihat baju kotor mereka...berjam-jam jalan melewati jalan lumpur...

Tidakkah kalian iba ketika perjuangan mereka, mimpi mereka terhapus sia-sia oleh kejamnya negeri perbatasan...

Dengarlah suara lirih mereka Pak...." tulis @anggitpurwoto dalam keterangan video-nya.

Diketahui dari unggahan video tersebut, bahwa siswa-siswa SDN 04, Sungkung itu bersekolah menggunakan tas kresek, seragam lusuh dan bahkan tidak bersepatu.

Potret keterbelakangan dan menyedihkan ini, nyata terjadi di perbatasan Indonesia-Malaysia.

Sungkung merupakan sebuah desa yang sangat terisolir, jauh dari kata kemajuan.

Untuk mencapai Kota Kabupaten Bengkayang sendiri perlu waktu perjalanan selama 2 hari.

Anggit Purwoto tidak hanya sekali saja mengunggah potret menyedihkan dari siswa-siswa SDN 04, Sungkung.

Berikut beberapa unggahan lainnya, yang semakin membuka mata orang-orang, bahwa di Indonesia masih memiliki daerah terpencil, yang terbelakang dan memerlukan bantuan dari Negara sendiri.

Unggahan-unggahan ini disertakan dengan cerita yang ditulis oleh Anggit Purwoto, simak selengkapnya!

instagram
instagram ()

"Tersenyumlah nak. Jangan tampakan wajah sedihmu.

Jangan tampakan beban beratmu.

Saya yakin, walaupun tanpa tas, tanpa seragam yang layak, tanpa sepatu, selagi kamu masih punya tekad dan semangat! Kamu bisa meraih impianmu itu, kamu pasti bisa melewatinya!

Maaf nak, bukan bapak bermaksud menampakan wajah sedihmu, seragam lusuhmu, tas kresekmu.

Bapak hanya ingin mereka tau.

Bahwa keadilan sosial BUKAN bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bahwa kalian tidak merasakan arti sila Kelima dari Pancasila.

Sudah nak, jangan mengharapkan uluran tangan dari siapapun, uluran tangan yang mungkin takkan menjangkau kalian, kalian jauh di batas negara.

Biarlah pakaian lusuh dan tas kresekmu yg akan menemanimu sampai kamu meraih cita-cita besarmu.

Tersenyumlah nak - SDN 04 Sungkung, Siding, Bengkayang, Kalbar-"  caption dari video tersebut.

"Buka matamu.

Lihat mereka di sini (Revan, Heri Aprianto, Jhembo, Eligen Thomas) siswa kelas 1 SDN 04 Sungkung.

Masih kurang jelas? Coba buka lagi matamu.

Masih mengeluh dengan keadaanmu di sana?

Kau yang berangkat menimba ilmu dengan tas mahal, sepatu bagus, baju selalu baru, masih mengeluh!

Lihat mereka di sini, hanya kantong kresek bekas, baju lusuh, bahkan tak bersepatu.

Apa mereka berhenti menuntut ilmu ketika keinginan mereka untuk memiliki tas, seragam yg layak tidak terpenuhi? Tidak!

Hanya MIMPI, TEKAD dan SEMANGAT yg membuat mereka tetap bertahan dalam kondisi seburuk apapun sepahit apapun!

Tetap tersenyumlah nak, walaupun ada seribu masalah....

Buka matamu." caption dari video tersebut.

"Bagimu negeri.

Kuceritakan sepintas sebuah kisah pengabdian saya di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Sungkung sebuah desa yg sangat terisolir jauh dari kata kemajuan.

Butuh perjalanan 2 hari dari kota kabupaten sendiri yaitu kabupaten Bengkayang, akses jalan aspal terdekat adalah di Kecamatan Entikong kabupaten Sanggau, untuk menuju jalan aspal terdekat membutuhkan waktu 8 jam menggunakan sampan menyusuri sungai sekayam, dan 4 jam jalan darat jika jalan kering, jika basah tidak bisa di prediksi.

Minimal butuh biaya 600 ribu dari kota kabupaten sendiri yaitu kabupaten Bengkayang untuk sampai di Desa Sungkung.

Produk-produk buatan Malaysia sangat mendominasi wilayah ini, di sini berlaku 2 mata uang yaitu Ringgit dan Rupiah.

Hidup tanpa listrik, sinyal pun harus naik bukit yang jarak tempuhnya 45 menit jalan kaki dari Asrama.
Kebutuhan pokok harga berkali-kali lipat..

Contoh Harga semen mencapai 450 ribu per sak, gas LPG 3 kg 80 ribu.

Batas negara hanya di batasi oleh igir pegunungan.

Agar tetap bisa menyambung sebuah coretan tinta di buku, tak sedikit anak sekolah (SD, SMP, SMA) yang bekerja di Malaysia ketika liburan, untuk membayar uang bulanan sekolah .

Mereka tau benar bahwa hidup di negara tetangga sarawak malaysia jauh lebih sejahtera, tapi mereka masih memiliki rasa kebangsaan yang tinggi..berfikir dua kali untuk menjadi warga negara di negara seberang.

Bagaimanapun mereka lebih memilih 'hujan batu' di negeri sendiri daripada 'hujan emas' di negeri orang.

Seragam kusam yang tidak lagi berwarna merah putih segar bukan berarti kami tidak memiliki rasa cinta tanah air" caption dari foto tersebut.

"Jangan makan hak kami Pak Pejabat.

Pak pejabat tinggi negara, bapak yang memiliki kuasa besar, tolong jangan telan uang rakyat, hak rakyat hanya demi memenuhi nafsu besarmu, untuk bisa selalu bergaya hidup mewah.

Ketika kau mau makan uang haram itu, lihat kami di sini!! Kami hanya salah satu contoh korban kerakusanmu.

Masih banyak bernasib sama seperti kami gara-gara ulahmu.

Lihat kami disini!! Kau yg terlalu kejam memakan hak layak pendidikan Indonesia!

Kami hanya ingin layak seperti siswa di kota! Apakah kau yang memakan uang haram tertawa melihat seragam lusuhku, seragam yang menjadi Lap Mobil Mewahmu pun tidak layak, tapi ini seragam kesayanganku pak!

Masih tertawa melihat sisi gelap pendidikanku?

Tak masalah ! Asal kau tidak menertawakan teman-temanku di pelosok Papua, pelosok Maluku, seluruh pelosok Indonesia...

Itu adalah temanku yang bernasib sama denganku di pelosok !!!

Tapi biarlah, kubiarkan kau hidup mewah dgn uang haram sambil tertawa.

Dan biarkan aku tetap hidup dengan kesederhanaan pendidikan disini, yang di balut dengan ketulusan Guru-Guruku disini, di batas negara...dengan semangat tak terbatas....

"Eligen Tomas- Kelas 1- SDN 04 Sungkung, Siding, Bengkayang" caption dari foto tersebut.

Beberapa unggahan ini, diharapkan bisa menggunggah hati siapapun, terutama Presiden Joko Widodo agar bisa segera mengambil tindakan yang tepat.

Dengan demikian, tidak ada lagi keterbelakangan yang dialami oleh satu diantara dari bagian Indonesia, negara yang kaya akan segalanya. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved