Banjir Bandang di Tomohon, Mobil dan Sapi Hanyut
Mobil Daihatsu Terios warna merah maron itu tak kuasa menahan kekuatan banjir bandang setinggi kira-kira 1,5 meter
Sejak 2012 tinggal di Perum Atas, belum pernah banjir sebesar ini.
"Sudah 6 kali saya hitung banjir, ini yang terbesar," kata Pitoy.
Roy Montolalu yang juga warga Perum Atas mengungkapkan, terpaksa menjebol langit-langit rumah untuk menyelamatkan diri dari terjangan banjir.
Ia menaikkan dua anaknya, istri serta orangtua di atap rumah.
"Air sudah di dada ketika itu, terpaksa berlindung di atas rumah," sebut dia.
Setelah air surut, menyisakan persoalan lain. Harta benda habis terendam.
"Ini tinggal baju di badan dari kemarin (Minggu) belum ganti-ganti," kata dia.

Montolalu mengungkapkan, kebanyakan barang-barang rumahnya sudah tak bisa digunakan lagi, kemungkinan akan dibuang.
Bantuan sudah mengalir, terutama makanan, air minum, selimut, dan air bersih.
"Kami juga butuh mobil sampah, banyak sampah serta lumpur yang harus dibuang," ungkapnya.
Selain itu, warga juga masih membutuhkan banyak air bersih, sebagian besar sumur sudah tercampur lumpur.
Senin (20/1) kemarin, sehari pascabanjir, warga Perum Atas pun membersihkan rumah dari lumpur sisa banjir.
Di kompleks itu, selain 7 unit rumah tinggal, gedung Gereja GMIM Bukit Zaitun pun ikut terendam.
Tinggi air mencapai 1,5 meter membuat seisi rumah terendam. Sehingga sebagian besar barang tak bisa diselamatkan.
Kemarin pagi hingga siang hari cuaca cerah. Dimanfaatkan warga untuk berbenah, meski sesekali matahari tertutup awan mendung.
Sekitar pukul 14.00 Wita, hujan deras turun mengguyur Tomohon. Meski tak sekeras sehari sebelumnya namun warga tetap waswas, khawatir banjir bandang menerjang lagi.