Sudah Tiga Tahun Pemuda di Kediri ini Tangannya Dirantai dan Diisolasi
Zainal Arifin sudah 3 tahun lebih hidup dengan kondisi tangan kirinya dipasang rantai. Zainal juga diisolasi di kamar rumahnya.
Laporan Wartawan Surya, Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Kasus penderita jiwa yang dirantai oleh keluarganya kembali ditemukan. Kasus ini menimpa Zainal Arifin (27) warga Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.
Malahan Zainal Arifin sudah 3 tahun lebih hidup dengan kondisi tangan kirinya dipasang rantai. Zainal juga diisolasi di kamar rumahnya.
"Kami memasang rantai supaya kalau penyakitnya kambuh tidak mengamuk dan merusak," ungkap Siti Nurhidayah (55), ibunya kepada TribunJatim.com , Selasa (14/2/2017).
Dijelaskan, saat anak-anak hingga remaja dan sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs), kondisi Zainal Arifin tak ubahnya anak-anak lainnya yang hidup normal.
Namun perubahan mulai dialami Zainal Arifin saat menginjak dewasa. Karena setelah tamat sekolah MTs, Zainal menjadi suka menyendiri dan jarang mau berbicara.
Kondisinya semakin parah hingga kemudian sering histeris. Orangtuanya kemudian membawa ke Klinik Rawat Jiwa di Rejoso, Kabupaten Nganjuk.
Setelah menjalani perawatan sebulan, kondisinya sudah mulai normal, kemudian Zainal dipulangkan.
Namun setelah beberapa hari tinggal di rumah, penyakitnya kembali kambuh. Kembali lagi Zainal dibawa ke Klinik Rawat Jiwa di Rejoso untuk rawat inap. Namun setelah kembali ke rumah penyakitnya kambuh lagi.
Untuk mengobati kelainan jiwa yang diderita Zainal Arifin, keluarga sudah menjual dua ekor sapi. Namun karena sudah kehabisan biaya, Zainal Arifin tidak lagi dibawa ke Klinik Rawat Jiwa lagi serta dirawat di rumah.
Menurut Siti Nurhidayah, awalnya Zainal Arifin memang tidak dirantai. Namun suatu ketika saat penyakitnya kambuh, Zainal mengamuk dan memukuli adiknya.
Khawatir kejadian serupa terulang lagi, keluarga kemudian memasang rantai di tangan kirinya.
"Kalau dirantai khan tidak bisa kluyuran dan mengamuk," jelas kepada TribunJatim.com.
Pantauan Surya Online, tangan kiri Zaenal Arifin ini dipasang rantai dengan kunci gembok yang mulai berkarat. Rantai itu dikaitkan dengan ranjang tempat tidurnya.
Dalam kondisi biasa, Zainal tidak terlihat jika memiliki kelainan jiwa.