Selasa, 30 September 2025

Wanita Hamil 5 Bulan Tewas Tertimbun Longsor

Seorang wanita, Aini (25), meninggal dunia setelah tertimbun longsor di tempat tinggalnya di Jalan Jelantik Gingsir, Lingkungan Bantangbanua.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Bencana Tanah Longsor di Bali 

TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Bencana tanah longsor kembali merenggut korban jiwa. Seorang wanita, Aini (25), meninggal dunia setelah tertimbun longsor di tempat tinggalnya di Jalan Jelantik Gingsir, Lingkungan Bantangbanua, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, Minggu (12/2/2017) pagi.

Lebih miris lagi, korban sedang hamil lima bulan.

Tanah longsor menimbun Aini bersama suaminya, Abdul Rohman (28), sekitar pukul 05.00 Wita.

Warga sempat membawa pasangan suami istri yang baru menikah delapan bulan ini ke RSUD Buleleng.

Sempat mendapatkan perawatan intensif petugas medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), namun nyawa Aini tak tertolong.

Sedang suaminya yang mengalami luka parah harus dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar.

"Aini datang dalam keadaan sadar, wajah kebiruan, kaku, nadi sudah min, tidak teraba lagi," ujar Kasubag Humas RSUD Buleleng, Budi Antara, kemarin.

Budi Antara membenarkan Aini tengah hamil lima bulan.

"Janin ikut meninggal. Masih di dalam, nggak diangkat atas permintaan keluarga," tambah dia.

Baca: Enam Jam Lamanya Bocah 3,5 Tahun Tunggui Jenazah Ibunya yang Tertimpa Longsor

Sekitar pukul 15.00 Wita, jenazah Aini sudah diambil pihak keluarga dan langsung dibawa ke Jember, Jawa Timur.

Kapolsek Sukasada, Kompol Gede Arya Wibawa mengatakan, pasangan suami istri asal Jember ini tinggal di rumah bedeng atau semi permanen yang terbuat dari triplek, kayu, dan atap seng menempel di senderan tembok balik Kampus Hubungan Internasional (HI) di Jalan Jelantik Gingsir, Lingkungan Bantangbanua.

Sekitar pukul 05.00 Wita senderan tembok belakang kampus yang berada di atas rumah bedeng itu ambruk, dan menimpa bedeng yang berada di bawahnya.

Ambruknya senderan kampus ini karena tanah di atasnya labil sehingga mengalami longsor akibat diguyur hujan selama semalam.

Aini dan Rohman yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pagi itu masih di dalam bedeng tidak sempat menyelamatkan diri.

Keduanya ikut tertimpa tembok senderan bersama bedeng rumah mereka.

Sejumlah warga yang mendengar suara gemuruh saat senderan itu ambruk langsung berlari menengok ke lokasi.

Mereka langsung berusaha membantu menyelamatkan keduanya begitu mengetahui rumah bedeng pasangan ini tertimpa reruntuhan senderan.

Evakuasi juga dibantu polisi yang ketika itu langsung membawa keduanya ke RSUD Buleleng.

Saksi mata di lokasi kejadian menuturkan korban Rohman sempat meminta tolong dan didengar oleh warga yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya.

Korban didapati sudah dalam keadaan tertimbun longsoran senderan. Bahkan istrinya juga didapati dalam kondisi tanpa busana di kamar mandi dengan keadaan sama yakni tertimbun longsoran.

"Saksi yang berada di sekitar kampus HI mendengar suara seperti ada yang ambruk kemudian langsung menuju lokasi, dilihat senderan ambruk dan menimpa bedeng yang ditempati kedua korban," kata Arya Wibawa.

Rohman mengalami luka patah leher, memar pada dada, patah tangan, dan sejumlah luka lain.

Tangannya susah diangkat karena kejatuhan tembok. Ia tiba di RSUP Sanglah sekitar pukul 17.00 Wita didampingi keluarganya.

Menurut keterangan Lia, sepupu korban, Rohman tadi malam sudah sadarkan diri.

Namun, lukanya cukup serius, yakni mengalami retak pada tulang belakang leher.

"Dia (Rohman) tadi masih bisa diajak bicara selama perjalanan. Namun, tubuhnya sangat lemas," ungkap Lia di ruang tunggu IGD RSUP Sanglah, tadi malam.

Lia seperti belum percaya musibah tanah longsor menimpa pasangan suami istri Rohman dan Aini. Rohman harus kehilangan istri dan calon anaknya dalam peristiwa nahas itu.

Padahal, kata Lia, keduanya baru menikah sekitar delapan bulan yang lalu.

Kematian Aini semakin menambah daftar korban bencana tanah longsor di Bali yang terjadi dalam tiga hari terakhir.

Tanah longsor sebagai dampak cuaca buruk yang ditandai hujan deras dan angin kencang.

Sebelumnya, 12 korban meninggal akibat longsor yang menerjang tiga desa (Songan B, Awan, dan Sukawana) di Kecamatan Kintamani, Bangli, Jumat (10/2/2017) dinihari.

Korban berikutnya adalah seorang nenek bernama Cening Siman di Desa Subaya, Kintamani, Sabtu (11/2/2017).

Selain di wilayah Kintamani, bencana tanah longsor juga menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Buleleng. Jalur Denpasar-Singaraja melalui Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, sampai lumpuh total.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved