Senin, 6 Oktober 2025

Warga Korban Banjir Manado Semringah Terima Bantuan Isi Rumah dari Mensos

Mensos berharap bantuan yang diberikan bisa berguna untuk memulai hidup baru warga

TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa meresmikan Gerakan 1000 Cap Tangan yang bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan, khususnya pahlawan wanita di Gedung Joang '45, Jl. Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (16/12/2016). TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raut wajah gembira terpancar dari muka 1000 KK korban banjir bandang Manado 2014 silam.

Bagaimana tidak, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa membawa bantuan isi rumah bagi mereka senilai Rp3 miliar.

Sebelumnya, korban banjir Manado direlokasi ke Desa Pandu, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Salah satu penerima, Jengli Susi Wewengka (42) mengaku bahagia dan bersyukur atas bantuan yang diberikan pemerintah tersebut.

Ia tidak mempermasalahkan besar kecilnya bantuan yang diterima.

"Terima kasih sekali. Bantuan ini menandakan kalau pemerintah sangat peduli dengan kita orang," ungkapnya disela-sela penyerahan bantuan hunian tetap oleh Mensos, Sabtu (4/2/2017).

Dikatakan, sebelum direlokasi ia,suami, beserta tiga anaknya tinggal di pengungsian.

Lamanya mencapai tiga bulan tanpa membawa harta benda lantaran hanyut dan rusak dibawa banjir bandang yang terjadi tiga tahun lalu.

"Saya cuma bisa menyelamatkan ijazah anak-anak sama sertifikat rumah. Pakaian yang tersisa cuma yang dipakai dibadan," kenang Jengli.

Menurutnya, kejadian banjir tersebut mengubah hidupnya menjadi tambah miskin.

Terlebih sang suami, Muslimin Sanusi (50) hanya bekerja menjadi penjahit dengan penghasilan tidak menentu.

Tidak hanya itu, lanjutnya, trauma banjir juga membekas di pikiran anak-anaknya.

Setiap kali hujan besar, anak-anaknya begitu tampak ketakutan.

"Mudah-mudahan kami bisa melanjutkan hidup dengan baik disini," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Rita Dandape (65). Cepatnya banjir yang menerjang perkampungannya membuat ia tidak bisa menyelamatkan harta benda yang dimiliki.

Karenanya ia merasa bersyukur atas bantuan isi hunian tetap yang diberikan Mensos kepadanya.

"Semoga saya dan keluarga betah tinggal disini. Saya tidak mau kembali lagi ketempat dulu, takut kebanjiran lagi," kata dia.

Sementara itu, Mensos Khofifah menerangkan bantuan isi hunian tetap yang diberikannya ini adalah tahap pertama dari target sebanyak 2.054 keluarga.

Setiap KK memperoleh stimulan pembelian kebutuhan peralatan rumah tangga senilai Rp3juta. Selain bantuan isi hunian tetap, Kemensos juga memberikan bantuan paket sembako untuk 1000 KK dengan total nilai bantuan Rp150 juta.

Diterangkan, 1000 KK yang menerima bantuan berasal dari empat kecamatan terdampak banjir yaitu Kecamatan Paaldua (7 Kelurahan), Sario (3 Kelurahan), Tikala (4 Kelurahan), dan Wanea (6 Kelurahan).

Dalam kesempatan tersebut, Mensos juga memberikan bantuan santunan ahli waris kepada empat korban meninggal masing-masing sebesar Rp15 juta, sehingga total Rp60juta.

"Sejak 2014 hingga saat ini bantuan yang dikucurkan oleh Kemensos telah mencapai Rp6,34 miliar," ujarnya.

Khofifah berharap korban banjir dapat memulai hidup baru di tempat tersebut dengan lebih bersemangat dan optimistis.

Ia juga berharap korban banjir bandang bisa segera melupakan kejadian yang menimpa mereka.

"Suasana di tempat ini bagus, udaranya juga sejuk. Semoga bapak ibu betah dan kerasan tinggal disini," tuturnya.

Untuk diketahui, banjir bandang melanda Kota Manado 15 Januari 2014 silam.

Kejadian tersebut mengakibatkan kerusakan parah sarana dan prasarana di Kota Manado.

Akibat banjir bandang, sedikitnya 18 orang meninggal dunia, 2 orang hilang, 101 rumah hanyut, dan 86.355 jiwa atau 25.103 kepala keluarga mengungsi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved