Senin, 6 Oktober 2025

Buaya Mengganas dan Mitos Masyarakat di Pulau Bangka

Masyarakat Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diawal tahun 2017 ini dikejutkan peristiwa serangan buaya yang menelan korban jiwa.

Editor: Adi Suhendi
Bangkapos.com/Ajie Gusti
Buaya sepanjang 4,2 meter yang diamankan warga Desa Batu Betumpang Kecamatan Pulau Besar karena meresahkan warga sekitar, Senin (28/12/2015). 

Terlepas dari rusaknya alam dan semakin berkurangnya mangsa buaya sehingga memilih memangsa manusia, sebagian masyarakat Bangka percaya buaya tidak akan mengganggu manusia kecuali sang manusia itu melanggar pantangan yang ada, salah satunya disebut kepunan.

Untuk kepunan ini secara umum adalah orang yang ditawari sesuatu makanan atau minuman tetapi menolak mencicipinya.

Ada kepercayaan di kampung-kampung setiap ditawari makanan minuman terutama minuman kopi sangat pantang untuk menolaknya kalau tak mau mengalami hal yang tidak diiinginkan.

Apalagi orang yang bersangkutan akan berangkat ke hutan atau ke sungai.

Untuk penawar pantangan ini setidaknya orang yang ditawari mencolek dengan ujung jari makanan yang ditawarkan atau dalam bahasa Bangka disebut Malet.

Berikut makanan dan minuman sangat pantang ditolak dalam mitos kepunan dan malet masyarakat Bangka:

1. Kopi, terutama kopi hitam

2. Nasi, bisa meliputi nasi bubur, nasi goreng dan semacamnya.

3. Makanan yang terbuat dari beras ketan dan berbagai hasil pertanian yang dihasilkan sendiri.

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved