Selasa, 30 September 2025

Tukang Ojek Ini tak Bisa Pulang Setelah Antar Penumpangnya ke Puncak, Alasannya Bikin Sedih

Niat antar penumpang dari Sukaraja Kabupaten Bogor ke Puncak, tukang ojek ini dikabarkan tak bisa pulang.

Editor: Wahid Nurdin
TribunnewsBogor.com/Damanhuri
Pangkalan ojek tempat Ujil dan Idris menungu penumpang 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri

TRIBUNNEWS.COM, BABAKAN MADANG - Niat antar penumpang dari Sukaraja Kabupaten Bogor ke Puncak, tukang ojek ini dikabarkan tak bisa pulang.

Tukang ojek tersebut dikabarkan berada di perbatasan Cianjur, dan tak memiliki ongkos untuk pulang.

Anaknya yang menerima kabar itu panik, lantaran motor matic yang baru saja lunas hilang dibawa penumpang.

Kabar itu menimpa seorang warga Desa Cadas Ngampar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Ujil (45).

Ujil yang berprofesi sebagai tukang ojek siang tadi mendapat orderan saat dirinya mangkal di Simpang Hotel Haris, Desa Cipambuan, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Menurut teman Ujil, Idris (49) saat itu datang seorang pria ke tempat pangkalan ojeknya dan minta diantar ke kawasan Puncak.

Sebelum berangkat, pria yang mengaku bekerja di salah satu desa di wilayah Babakan Madang itu sempat berbicara panjang lebar dengan korban.

"Wajahnya memang asing, tapi kayanya akrab banget sama teman saya itu. Malahan sampai numpang ngecas hp disini," tutur lelaki yang sudah puluhan tahun menjadi tukang ojeg pangkalan itu kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (6/1/2017).

Kemudian, korban pamit untuk mengantarkan penumpangnya itu ke kawasan Puncak dengan ongkos ojeg Rp 150 ribu.

"Alasannya orang itu mau jemput anaknya di Puncak, terus balik lagi ke sini," kata dia.

Selang beberapa lama, Idris dan teman-temannya di pangkalan kaget saat anak Ujil datang dan memberi kabar bahwa sepeda motor honda beat putih yang baru saja lunas milik temannya itu hilang.

"Tadi kami disini dikabarin sama anaknya, katanya motor ayahnya hilang dibawa orang. Terus dia (ujil,red) ditinggalin di jalan perbatasan Cianjur dan engga punya ongkos buat pulang," terangnya.

Dia menduga, Ujil ini menjadi korban hipnotis seperti yang pernah dialami oleh beberapa temannya dulu.

"Udah sering disini mah, waktu itu teman saya abis dikasih makan terus motornya hilang. Ada lagi yang motornya ditukar sama kaleng biskuit," ungkapnya.

Sementara itu, Panit Reskrim Polsek Babakan Madang, Ipda Didin Komarudin mengaku belum menerima laporan terkait tukang ojeg yang terkena hipnotis itu.

"Saya belum terima laporannya, nanti saya cek dulu yah," ujarnya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.

Di Puncak, Banyak Tukang Ojek Bisa Bahasa Arab

Siapa sangka ada warga yang bermukim di kawasan Puncak, Bogor, pandai berbahasa Arab.

Itu dipicu banyaknya wisatawan asal Timur Tengah yang berkunjung ke sana.

Warga kemudian termotivasi belajar berbahasa Arab agar bisa berkomunikasi dengan wisatawan Timur tengah yang berkunjung ke kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat.

Kampung Arab di Puncak
Sejumlah Wisatawan Timur Tengah menikmati kawasan puncak Bogor, Kamis (31/7/2017) Banyak warga Timur Tengah yang bermukim di sana, ada juga kunjungan wisata.

Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompeppar) Kabupaten Bogor, M Teguh Mulyana mengatakan, sebagain warga yang bermukin di kawasan puncak memang harus bisa berbahasa Arab agar bisa memandu wisatawan asal Timur Tengah yang berkunjung ke sana.

"Sebagian besar tamu kami rata-rata orang dari Timur Tengah," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com.

Pria yang akrab disapa Bowie ini menambahkan, pemandu wisata di kawasan puncak terbagi menjadi tiga kategori yakni, pemandu muda untuk wisatawan lokal berjumlah 500 orang, pemandu Madya yang bisa dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Arab berjumlah 350 orang , dan pemandu utama lebih dari tiga bahasa dikuasai 150 orang.

"Mereka (pemandu wisata) ini warga pribumi Cisarua, bahkan tukang ojek di sini saja ada banyak yang bisa bahasa Arab," kata dia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved